Rajapaksa Didemo Rakyatnya Sendiri di Inggris

Reporter

Editor

Rabu, 6 Juni 2012 21:21 WIB

REUTERS/Andrew Caballero-Reynolds

TEMPO.CO , London - Presiden Sri Lanka membatalkan pidatonya di London setelah kekhawatiran tentang ancaman demonstrasi besar oleh kelompok Tamil. Mahinda Rajapaksa berada di kota itu untuk menghadiri makan siang bersama Ratu, yang diselenggarakan oleh Sekretaris Jenderal Persemakmuran di Marlborough House.

Ratusan warga Tamil dan pejuang hak asasi manusia berkumpul di luar Marlborough House di pusat kota London untuk menentang kehadiran Rajapaksa. Begitu turun dari Range Rover, ia dihujani cemoohan dan umpatan. Mobilnya tidak berbendera karena alasan keamanan.

Ratu menghabiskan beberapa saat dengan Rajapaksa dan tampak sekilas berjabat tangan dengannya. Rajapaksa duduk di meja sebelah kiri bersama Babli Sharma, istri sekjen Persemakmuran; Presiden Namibia Hifikepunye Pohamba dan istrinya; serta Perdana Menteri Selandia Baru John Key dan istrinya.

Rajapaksa sebelumnya direncanakan memberikan pidato utama pada pertemuan Forum Ekonomi Persemakmuran yang dihajat berkaitan Diamond Jubilee pada Rabu pagi. Tetapi penyelenggara acara tersebut, Commonwealth Business Council, menyatakan di situsnya, "Setelah pertimbangan cermat, sesi pagi hari dari forum ini ditiadakan."

Seorang juru bicara Scotland Yard mengatakan telah menyetujui untuk menjamin keamanan presiden tetapi CBC memutuskan tidak ada pidato.

Putusan pembatalan pidato disambut aktivis Tamil. Sen Kandiah, pendiri British Tamil Forum, mengatakan akal sehat telah digunakan dalam acara ini. "Sekarang ada bukti cukup bahwa tuduhan kejahatan perang di Sri Lanka mengarah langsung ke presiden sendiri. Itulah mengapa para pejabat pemerintah Inggris enggan untuk bertemu dengannya. Dia tidak diterima di sini," katanya.

Protes datang setelah seorang pria Sri Lanka, yang meninggalkan bekas luka dan bunuh diri setelah dua minggu penyiksaan, menuduh pemerintah Inggris secara paksa mendeportasi pencari suaka yang kemudian disiksa di Sri Lanka. Korban mengatakan kepada Guardian dia disiksa selama 17 hari setelah dideportasi dari Inggris tahun lalu. Penyiksanya menuduhnya menyampaikan informasi pejabat Inggris tentang pemukulan sebelumnya di tangan pejabat negara dan pelanggaran hak asasi manusia untuk merusak hubungan diplomatik antara kedua negara.

Hal ini menyebabkan Inggris berpikir ulang memulangkan para pencari suaka. Pekan lalu pengadilan tinggi menghentikan deportasi 40 orang ke negeri itu pada menit terakhir, mengutip keprihatinan hak asasi manusia.


TRIP B | GUARDIAN


Berita terkait

Sri Lanka Menolak Kunjungan Kapal Selam Cina  

13 Mei 2017

Sri Lanka Menolak Kunjungan Kapal Selam Cina  

Sri Lanka tidak mungkin memberikan izin perbaikan kapal selam Cina, mengingat kekhawatiran India.

Baca Selengkapnya

Bunuh dan Culik Jurnalis, 5 Intelijen Sri Lanka Ditangkap

21 Februari 2017

Bunuh dan Culik Jurnalis, 5 Intelijen Sri Lanka Ditangkap

Polisi Sri Lanka menangkap lima anggota intelijen militer yang diduga membunuh editor suratkabar terkemuka negara itu dan jurnalis lainnya.

Baca Selengkapnya

Unjuk Rasa Tolak Zona Industri Investor Cina di Sri Lanka  

8 Januari 2017

Unjuk Rasa Tolak Zona Industri Investor Cina di Sri Lanka  

Unjuk rasa protes rencana pemerintah Sri Lanka membangun zona industri para investor Cina di atas lahan warga seluas 6,07 hektar.

Baca Selengkapnya

WHO Menetapkan Sri Lanka Bebas dari Malaria

5 September 2016

WHO Menetapkan Sri Lanka Bebas dari Malaria

Sri Lanka jadi negara kedua yang bebas malaria setelah Maladewa di wilayah kerja WHO kawasan Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Tanah Longsor di Sri Lanka, 400 Orang Diperkirakan Tewas  

18 Mei 2016

Tanah Longsor di Sri Lanka, 400 Orang Diperkirakan Tewas  

Hampir 400 orang dikhawatirkan tewas terkubur tanah longsor, yang dipicu hujan lebat selama tiga hari di Sri Lanka.

Baca Selengkapnya

Batu Safir Bintang Biru Terbesar Dunia Ditemukan di Sri Lanka

6 Januari 2016

Batu Safir Bintang Biru Terbesar Dunia Ditemukan di Sri Lanka

Batu safir bintang biru yang ditemukan di sebuah tambang dekat Kota Ratnapura, Sri Lanka, bernilai sekitar US$ 100 juta (Rp 1,3 triliun).

Baca Selengkapnya

Pemilu Sri Lanka Memanas, 1 Orang Tewas

31 Juli 2015

Pemilu Sri Lanka Memanas, 1 Orang Tewas

Tragedi itu adalah tindakan kekerasan politik besar pertama yang terjadi sebelum pemilihan anggota parlemen.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Usir Intel India karena Campuri Politik  

20 Januari 2015

Sri Lanka Usir Intel India karena Campuri Politik  

Pejabat intelijen India itu diduga mendukung kampanye pemilu oposisi dari balik layar.

Baca Selengkapnya

Hormati Paus, Sri Lanka Bebaskan 572 Narapidana

17 Januari 2015

Hormati Paus, Sri Lanka Bebaskan 572 Narapidana

572 narapidana yang ditangkap karena pelanggaran ringan.

Baca Selengkapnya

Intoleransi Memanas, Paus Fransiskus ke Sri Lanka

13 Januari 2015

Intoleransi Memanas, Paus Fransiskus ke Sri Lanka

Paus dijadwalkan mengadakan pertemuan dengan umat lintas agama, termasuk perwakilan umat Budha yang moderat.

Baca Selengkapnya