TEMPO.CO, Kairo-- Ribuan demonstran kembali menduduki Lapangan Tahrir, pusat Ibu Kota Kairo dan kota-kota lain. Mereka memprotes pengadilan terhadap mantan presiden terjungkal Husni Mubarak atas pembunuhan demonstran tahun lalu.
Banyak orang yang menginginkan kematian Mubarak, yang divonis bui seumur hidup. Mereka melihat, vonis itu dan pembebasan para pejabat polisi yang terbukti mengawal rezim lama bakal berujung pada bebasnya Mubarak karena banding.
Hingga Ahad 3 Juni 2012, ratusan pemrotes masih berkumpul di Lapangan Tahrir--titik utama pemberontakan pada revolusi Januari 2011--dan menyebutkan bahwa mereka akan tetap bertahan sampai dendam korban yang tewas dalam pemberontakan terbalas.
"Ini bukanlah vonis yang adil dan terdapat penolakan massal atas putusan hakim," kata Amr Magdy. "Tahrir akan dibanjiri lagi oleh para demonstran."
Para pemrotes mendesak dilakukan reorganisasi sistem kehakiman dan formasi pengadilan revolusioner untuk menggelar sidang terhadap semua pejabat mantan rezim Mubarak. Politikus kiri Hamdeen Sabahy, yang gagal maju ke pemilihan presiden, bergabung dengan ribuan pemrotes di Midan Tahrir. Kandidat Mohamad Mursi juga muncul di lapangan itu.
Sebagian demonstran juga mendesak agar pemilihan presiden dibatalkan. Banyak aktivis muda liberal dan sayap kiri revolusioner kecewa berat saat kandidat mereka digagalkan maju pada pemilihan presiden putaran pertama bulan lalu. Padahal pemilu presiden tampak sebagai transisi terakhir dari kekuasaan dewan militer ke pemerintahan sipil.
Babak final pada 16 dan 17 Juni menempatkan perdana menteri terakhir Mubarak, Ahmed Shafiq, bersaing dengan Mohamad Mursi dari kelompok konservatif Ikhwanul Muslimin.
Menurut kantor berita Al-Ahram, pada Sabtu tengah malam lalu waktu setempat, lusinan demonstran menyerbu markas kampanye Shafiq di Fayoum, Kairo selatan. Seorang juru kampanye Shafiq di Kairo mengatakan tidak takut terhadap serangan tersebut.
Cuplikan video di situs Al-Ahram menunjukkan bahwa demonstran menyerang serta membakar foto-foto dan spanduk Shafiq. Demonstran lainnya berteriak, "Fayoum menegaskan Shafiq adalah feloul!" “Feloul” adalah kata dari bahasa Arab yang merujuk pada sisa-sisa dari era Mubarak.
REUTERS | AP | DWI ARJANTO
Berita terkait
Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui
8 September 2017
Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu
Baca SelengkapnyaMesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan
31 Agustus 2017
Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.
Baca SelengkapnyaPPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat
10 Agustus 2017
Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir
Baca SelengkapnyaMesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika
24 Juli 2017
Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.
Baca SelengkapnyaBeri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui
15 Juni 2017
Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.
Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas
27 Mei 2017
Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.
Baca SelengkapnyaTuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat
8 Mei 2017
Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad
Baca SelengkapnyaMesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek
6 Mei 2017
Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.
Baca SelengkapnyaMesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia
5 Mei 2017
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.
Baca SelengkapnyaSeniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia
4 Mei 2017
Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.
Baca Selengkapnya