Obama Perintahkan Serang Iran Lewat Dunia Maya  

Reporter

Editor

Sabtu, 2 Juni 2012 15:01 WIB

Presiden Barack Obama berbicara kepada para pendukungnya selama kampanye pengumpulan dana di Denver, Rabu 23 Mei, 2012. (AP Photo/Pablo Martinez Monsivais)

TEMPO.CO , Washington - Pejabat resmi gedung putih membeberkan perintah Presiden Barack Obama terhadap pemerintah Iran. Obama disebut memerintahkan untuk menyerang sistem komputer instalasi nuklir negara berpresiden Mahmoud Ahmadinejad tersebut. Dengan begitu Iran akan berpikir ulang tentang kemampuannya untuk terus menjalankan program pengayaan nuklir.

Proyek serangan di dunia maya tersebut adalah hasil kerja sama Amerika dan Israel. Program serangan daring bernama Stunex disebut-sebut sudah muncul dari 2010. Kecurigaan tersebut menguat setelah Jumat, 1 Juni 2012, New York Times menurunkan tulisan tentang proyek duet maut itu.

Sumber New York Times mengatakan virus pertama dikembangkan dalam era kepemimpinan George W. Bush. Bush mencoba menghancurkan sistem komputer instalasi nuklir secara perlahan. Ketika terjadi kerusakan di instalasi, maka ilmuwan nuklir Iran akan kebingungan. "Idenya adalah untuk menurunkan kepercayaan terhadap intelektual ilmuwan Iran," kata pejabat itu.

Tapi Amerika dan Israel memilih menghancurkan secara perlahan. Sebab jika dihancurkan secara cepat dan meluas kerusakannya, kata sumber itu: "Maka Iran akan menemukan kesalahannya dan segera memperbaiki."

Bahkan ketika sebuah perusahaan keamanan Internet menemukan kebocoran Stunex, Obama tetap berkukuh melanjutkan program ini. "Apakah kita harus menghentikan proyek ini," ujar Obama kepada anggota Kementerian Keamanan. Secara keseluruhan, program ini telah berhasil menghancurkan seribu dari 6 ribu sentrifugal Iran. Sentrifugal adalah sebuah mesin berputar yang digunakan untuk pengayaan uranium.

Sejumlah peretas dari laboratorium antivirus milik Rusia, Kaspersky, dilaporkan tengah mencari malware perusak sistem sentrifugal. "Kami seperti memasuki ruangan yang gelap untuk mencari sesuatu, tapi akhirnya kami berhasil membawa sesuatu yang berharga di tangan kami," ujar Vitaly Kamlyuk, ahli antivirus senior dari Kaspersky.

Menurut dia, banyak orang masih berpikir perang di dunia maya adalah fantasi. "Tapi kami melihat bahwa ini adalah senjata dan perang sudah berjalan tanpa dideklarasikan," kata Kamlyuk.

Hingga saat ini, belum ada komentar dari Gedung Putih mengenai berita tersebut.

SEATTLETIMES| NYTIMES| LOSANGELESTIME| DIANING SARI


Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya