TEMPO.CO, South Carolina - Seorang agen Secret Service, unit pengawal Presiden Amerika Serikat, ditahan atas dugaan turut merencanakan penculikan seorang mantan hakim. Sang agen sedianya tengah dipromosikan untuk menjadi sheriff di wilayah South Carolina.
James Bartee ditangkap pada Rabu setelah ia mencoba membayar seseorang untuk menculik mantan hakim James Williams Jr. Sang mantan hakim gigih mengkampanyekan agar nama Bartee dihapus dari nomine sheriff.
Bartee dibebaskan dengan jaminan US$ 10 ribu hari ini. Namun, ia akan kehilangan paspornya. Menurut laporan media lokal. Bartee membantah tuduhan itu dan mengatakan kepada wartawan bahwa "kebenaran akan terungkap".
Menurut rekaman audio dikutip dalam surat perintah penangkapan, Bartee diduga merencanakan penculikan seseorang yang tak dikenal sampai penangkapannya. Otoritas negara mengatakan mereka meluncurkan investigasi sebagai tanggapan atas permintaan oleh sheriff Oconee County saat ini.
Williams berkampanye melalui laman Facebook menunjukkan bahwa Bartee tidak berhak mencalonkan diri sebagai Sheriff karena ia bukan petugas penegak hukum bersertifikat di South Carolina.
Menurut situs kampanye Bartee, ia dipekerjakan Secret Service selama 25 tahun sebelum pensiun pada 2000 sebagai agen khusus senior. Secret Service mengatakan kepada ABC News James Bartee adalah seorang mantan karyawan lembaga itu, tetapi menolak mengatakan berapa lama ia menjabat atau memberikan rincian rekornya dalam lembaga tersebut.
TRIP B | ABC NEWS
Berita Terpopuler Lainnya:
Rekening Kosong? Zuckerberg Bingung di Depan ATM
Little Monsters ke Singapura untuk Lawan FPI
Pakai Busana Terbuka, Manohara Nyetop Taksi
Umar Patek: Bila Rusa Dibilang Gajah
Dahlan Iskan Salah Ramal Nasib Sepak Bola
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya