Kisah Pejabat Muslim Pertama Kabinet Inggris di UI  

Reporter

Editor

Selasa, 29 Mei 2012 19:17 WIB

Sayeeda Warsi

TEMPO.CO, Jakarta - Sayeeda Hussain Warsi atau Baroness Warsi adalah seorang muslim di Inggris. Tapi dari situlah mungkin ia dipilih untuk mengisi jabatan setara menteri di kabinet David Cameron di Inggris. Dia adalah Menteri Urusan Keutuhan Masyarakat. Dengan jabatan itu, dia menjadi muslim pertama dalam kabinet pemerintahan di Eropa.

"Masyarakat Indonesia suka mendengar, melihat, dan berbagi cerita,” katanya dalam kuliah umumnya di Kampus Terapung Universitas Indonesia, Depok, Selasa, 29 Mei 2012. “Saat ini saya ingin berbagi cerita bagaimana hubungan negara Barat dengan Islam."

Warsi datang diundang untuk menyampaikan kuliah umum di Universitas Indonesia. Ia berbagi cerita mengenai keberhasilan menerobos dinding pemerintahan Inggris kepada ratusan mahasiswa UI. Ia datang sebagai imigran negeri muslim seperti Pakistan. Tiga saudara kandungnya lahir dan tumbuh sebagai keluarga muslim, tapi di negara Barat. "Saya lahir pada 1971 sebagai imigran dari Pakistan ke Inggris," katanya.

Warsi pun menempuh kuliah tanpa ada perbedaan gender. Ia menjadi lulusan hukum di University of Leed. "Banyak profesi yang diterima di sana sebagai muslim, entah dokter, pengacara, atau akuntan,” katanya.

Tragedi 11 September 2001 di Amerika Serikat mengubah pandangan hidup negara Barat. Semula mereka banyak menyorot isu rasis dan warna kulit. “Berubah menjadi isu agama," kata Warsi.

Perubahan pandangan itu menjadi tantangan bagi Warsi. Dia memutuskan masuk ke sistem perubahan pandangan. "Kemudian saya pun terlibat di dalamnya dengan masuk ke parlemen untuk mendobrak perbedaan tersebut," kata Warsi.

Banyak tantangan muncul saat kampanye pemilu, khususnya di tempatnya tinggal. Namun ia diterima oleh komunitas agama.

"Hal itu menarik,” katanya. “Banyak sekali tantangan yang harus saya hadapi sebagai muslim, namun pemberitaan media begitu positif dan bisa menerima saya."

Warsi kemudian berkampanye di kelompok muslim. Dirinya melawan Perang Irak bukan karena dia Islam, tetapi karena memang harus diperjuangkan. "Sebagai seorang perempuan dan muslim, saya harus berpikiran obyektif," kata dia.

Dia telah membuktikan diri mampu mendobrak berbagai pendapat tentang gender. Memang tidak bisa dipungkiri di dalam Islam, sulit bagi perempuan untuk memimpin. “Saya mengusung perang terhadap diskriminasi soal perbedaan warna kulit dan gender. Saya tegaskan wanita juga memiliki kesempatan," katanya.

Dalam setiap pidatonya, politikus Partai Konservatif ini selalu menegaskan dirinya tak pernah membedakan identitas seseorang. "Saya pun biasa berpidato tak hanya dalam komunitas muslim, tapi di banyak tempat,” kata Warsi. Dan Warsi pun kini menjadi seorang menteri.

ILHAM TIRTA

Berita terkait

Khawatir Perang Dunia III, Inggris Mulai Siapkan Militernya

9 Oktober 2017

Khawatir Perang Dunia III, Inggris Mulai Siapkan Militernya

Inggris telah melakukan persiapan militer untuk menghadapi kemungkinan Perang Dunia III?yang dipicu?Korea Utara?

Baca Selengkapnya

Wisatawan Ditawari Berburu Hantu di Penjara Terangker di Inggris

22 September 2017

Wisatawan Ditawari Berburu Hantu di Penjara Terangker di Inggris

Inggris tantang wisatawan bernyali untuk berburu hantu di
/>
penjara paling angker, Shepton Mallet.

Baca Selengkapnya

Heboh, Warga Percaya Nama Big Ben Diganti Massive Mohammed

20 Agustus 2017

Heboh, Warga Percaya Nama Big Ben Diganti Massive Mohammed

Beberapa orang di Inggris benar-benar berpikir bahwa menara jam Big Ben akan diganti namanya menjadi Massive Mohammed.

Baca Selengkapnya

Ternyata, Ratu Elizabeth II Minum 6 Gelas Alkohol Setiap Hari

4 Agustus 2017

Ternyata, Ratu Elizabeth II Minum 6 Gelas Alkohol Setiap Hari

Rtu Elizabeth II meminum alkohol sejak sebelum makan siang

Baca Selengkapnya

Charlie Gard, Bayi yang Dikalahkan Hukum Akhirnya Meninggal  

29 Juli 2017

Charlie Gard, Bayi yang Dikalahkan Hukum Akhirnya Meninggal  

Charlie Gard, bayi usia 11 bulan yang telah menyedot perhatian sejumlah pemimpin dunia dan masyarakat internasional akhirnya meninggal

Baca Selengkapnya

Fokus ke Kerajaan, Pangeran Williams Pensiun Jadi Pilot

27 Juli 2017

Fokus ke Kerajaan, Pangeran Williams Pensiun Jadi Pilot

Pengalaman sebagai pilot helikopter ambulans membuat Pangeran William sangat peduli pada kesehatan mental

Baca Selengkapnya

Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman

22 Juli 2017

Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman

Bocah perempuan berusia 5 tahun terisak di hadapan ayahnya, menceritakan dirinya didenda Rp 2,5 juta gara-gara berjualan minuman lemon di dekat rumahnya.

Baca Selengkapnya

Punya Tato di Wajah, Pria Inggris Diusir dari Pesawat

21 Juli 2017

Punya Tato di Wajah, Pria Inggris Diusir dari Pesawat

Sebuah keluarga Inggris mengklaim diusir dari sebuah pesawat karena sang ayah memiliki tato di wajah.

Baca Selengkapnya

Inggris Memulai Perundingan Putaran Pertama Brexit

17 Juli 2017

Inggris Memulai Perundingan Putaran Pertama Brexit

Davis direncanakan bertemu negosiator Brexit dari Uni, Eropa Michel Barnier, dalam perundingan yang berlangsung selama empat hari di Brussels.

Baca Selengkapnya

Kecanduan Jose Mourinho, Nenek Ini Bikin 20 Tatto Pelatih MU

7 Juli 2017

Kecanduan Jose Mourinho, Nenek Ini Bikin 20 Tatto Pelatih MU

Seorang nenek di Inggris mendedikasikan tubuhnya dengan 20 tatto bergambar pelatih Manchester United, Jose Mourinho.

Baca Selengkapnya