World Economic Forum Tak Terancam Aksi Protes  

Reporter

Editor

Selasa, 29 Mei 2012 15:01 WIB

Yingluck Shinawatra. REUTERS/Sukree Sukplang

TEMPO.CO , Bangkok - Pemerintah Thailand percaya diri bahwa ajang Forum Ekonomi Dunia (WEF) untuk Asia Timur akan berlangsung dengan baik meski ada protes jalanan digelar besok. Barisan Kaus Kuning, Aliansi Rakyat untuk Demokrasi, berencana menggelar sebuah protes besar di depan Royal Plaza, Bangkok, pada Rabu 30 Mei 2012.

Mereka menentang rencana pemerintah untuk mendukung sebuah rancangan undang-undang rekonsiliasi yang secara esensial memberikan amnesti kepada para politikus, pejabat pemerintah, dan orang-orang yang terlibat dalam reli politik antara 15 September 2005 dan 10 Mei 2011.

Keyakinan itu antara lain ditegaskan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, Selasa 29 Mei 2012, yang tengah dalam lawatan tiga hari ke Australia.

"Semua orang ingin melihat negeri bergerak maju dan kami telah menciptakan kepercayaan diri di mata para investor," kata PM Yingluck di Canberra, Australia.

"Soal kerumunan massa besok, kami sudah memahami bahwa ekonomi dan politik adalah dua isu terpisah karena aktivitas-aktivitas politik bertempat di dalam parlemen, sementara rakyat dapat mengungkapkan pandangan-pandangan mereka di dalam kerangka hukum," ujar Yingluck lagi.

Di Bangkok, Menteri Keuangan dan Wakil Perdana Menteri Kittiratt Na-Ranong meminta para demonstran mempertimbangkan "signifikansi" sidang WEF. "Normal saja di negara mana pun bahwa warga ingin meningkatkan suara untuk agenda-agenda mereka ketika sebuah pertemuan internasional digelar," katanya.

Kittiratt juga menyebutkan sekolah-sekolah dan kantor-kantor akan tetap buka seperti biasanya selama WEF, yang akan digelar dari besok, Rabu 30 Mei, hingga Jumat 1 Juni, di Hotel Shangri-La, Bangkok.

PM Yingluck akan hadir di konferensi dan juga menjadi tuan rumah dalam sebuah makan malam untuk para delegasi pada Kamis 31 Mei di Royal Thai Navy Convention Hall.

Menurut Menteri Kittiratt, Thailand terpilih menjadi tuan rumah WEF karena pentingnya negeri ini dalam integrasi ekonomi ASEAN, sub kawasan Mekong, dan kebangkitan ekonomi Cina, Jepang, serta Korea Selatan.

Sekitar 50 pemimpin politik, akademikus, para pemimpin bisnis dan sosial dari berbagai negara diundang dalam WEF. Total sekitar 640 orang diperkirakan menghadiri ajang ini.

BANGKOK POST | DWI ARJANTO

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya