TEMPO.CO , Jakarta:- Ketua Partai Keadilan dan Kebebasan Mesir, Mohamed Mursi, berada di urutan pertama dalam hasil penghitungan sementara pemilihan umum Presiden Mesir, yang digelar pada Rabu dan Kamis pekan lalu.
“Posisi kedua ditempati mantan perdana menteri Ahmed Shafiq, yang ditempel ketat kandidat nasionalis Hamdeen Sabbahi pada urutan ketiga,” kata Ahmed Lasheen, Sekretaris Ketiga Kedutaan Besar Mesir untuk Indonesia, dalam surat elektronik kepada Tempo, Sabtu 26 Mei 2012 lalu.
Hasil resmi, menurut Lasheen, baru diketahui besok. Namun penghitungan sementara menunjukkan bahwa Mursi meraup 25,3 persen suara, Shafik 24 persen, dan Sabbahi 22 persen.
Berdasarkan hasil sementara tersebut, Mursi dan Shafiq masih harus menghadapi pemilihan presiden babak kedua pada 16-17 Juni mendatang. Untuk itu, kubu Ikhwanul Muslimin sebagai pendukung Mursi ataupun pendukung Shafiq berusaha memperluas koalisi.
Pada Sabtu lalu, kubu Islamis mengundang tokoh masyarakat dan politikus, termasuk tiga calon presiden, selain Shafiq. Tapi ketiganya, yakni Abul Fotouh, mantan petinggi Liga Arab Amr Mussa, dan Sabbahi, menolak hadir. Seusai pertemuan, Mursi menegaskan bahwa pihaknya menghormati asas-asas demokrasi dan berusaha mencegah kebangkitan rezim Mubarak melalui Shafiq.
“Jika saya terpilih menjadi Presiden Mesir, saya akan menjadi pemimpin seluruh rakyat,” ujarnya, untuk menepis kekhawatiran kubu nasionalis dan kelompok minoritas Kristen terhadap kemungkinan Islamisasi Mesir.
Adapun Shafiq berjanji tak akan mengembalikan kejayaan rezim Mubarak. “Mesir telah berubah. Kita telah mengalami revolusi bersejarah, dan saya bersumpah akan menjaga keadilan dan kebebasan yang diimpikan rakyat Mesir,” kata Shafiq dalam konferensi pers.
Tapi kedua kandidat tersebut akan menghadapi tantangan berat dari jawara ketiga, Sabbahi. Sebab, kandidat dari kelompok nasionalis itu menuntut Komisi Pemilihan Umum Mesir menunda hasil pemilihan presiden babak pertama. “Kami akan mengajukan gugatan kecurangan pemilu,” ujar Sabbahi.
Pengacara Sabbahi, Essam El-Islamboly, kepada Reuters, mengatakan gugatan diajukan agar Jaksa Agung memeriksa keterangan polisi mengenai pemberian 900 ribu suara ilegal oleh Kementerian Dalam Negeri kepada Shafiq.
AL-JAZEERA | LOS ANGELES TIMES | AL-AHRAM | SITA PLANASARI AQUADINI
Berita terkait
Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui
8 September 2017
Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu
Baca SelengkapnyaMesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan
31 Agustus 2017
Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.
Baca SelengkapnyaPPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat
10 Agustus 2017
Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir
Baca SelengkapnyaMesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika
24 Juli 2017
Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.
Baca SelengkapnyaBeri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui
15 Juni 2017
Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.
Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas
27 Mei 2017
Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.
Baca SelengkapnyaTuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat
8 Mei 2017
Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad
Baca SelengkapnyaMesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek
6 Mei 2017
Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.
Baca SelengkapnyaMesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia
5 Mei 2017
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.
Baca SelengkapnyaSeniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia
4 Mei 2017
Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.
Baca Selengkapnya