TEMPO.CO, Los Angeles - Gucci memenangkan gugatan atas Guess. Namun perusahaan ini hanya mendapat ganti rugi US$ 4,66 juta dari US$ 120 juta yang diminta atas tudingan penyontekan desain.
Hakim Shira Scheindlin mengatakan, meski terbukti Guess melakukan pelanggaran atas beberapa merek dagang, Gucci tidak mengalami kerugian seperti nilai penjualan yang hilang atau kerusakan pada merek.
Gucci menuduh Guess melakukan upaya penyontekan atau apa yang mereka istilahkan sebagai "Gucci-ize" untuk beberapa produknya, seperti dompet, ikat pinggang, sepatu, dan barang lain yang desainnya mirip. Hal ini diklaim 'membuat pelanggan kebingungan'. Dugaan pelanggaran oleh Guess meliputi empat desain: garis-garis hijau-merah-hijau, gaya Square G, G Quattro, dan logo script.
Paul Marciano, CEO Guess, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa putusan ini menunjukkan Gucci telah "melampaui batas" dan "menyesatkan pengadilan dengan sejumlah fakta yang tidak didukung oleh bukti". "Secara keseluruhan, kami sangat puas dan dibuktikan bahwa kasus ini seharusnya tidak pernah diajukan," kata Marciano.
Gucci, didirikan pada tahun 1921, adalah salah satu perusahaan barang mewah yang banyak dipalsukan di seluruh dunia. Masalah pelanggaran hak cipta antara Gucci dan brand asal Los Angeles itu sebenarnya juga telah berlangsung lama. Pada 2009, Gucci Group menggugat dan mengklaim bahwa Guess menjual produk dengan logo 'mirip' Gucci di situs resminya.
TRIP B | ABS-BCN NEWS
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya