Obama: Resesi Persulit Kaum Muda Amerika  

Reporter

Editor

Selasa, 15 Mei 2012 09:45 WIB

Presiden Amerika Serikat Barack Obama memberikan sambutan dalam acara wisuda kampus putri Barnard College, di Columbia University, New York, Amerika Serikat, Senin (14/5). AP/Richard Drew

TEMPO.CO, New York - Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada Senin, 14 Mei 2012 mengatakan resesi ekonomi yang mereka alami telah berdampak pada kaum muda.

"Sementara kesempatan bagi perempuan berkembang pesat selama 30 tahun terakhir, tapi kaum muda sekarang harus menghadapi era yang lebih sulit ketimbang kami dulu. Resesi ini jadi semakin brutal, PHK jadi tambah banyak," ujarnya di depan mahasiswa Barnard College, New York.

Jihan Forbes memiliki dua gelar sarjana sejak dua tahun lalu. Ia berkeinginan mendapatkan pekerjaan penuh. "Mereka bilang ketika Anda dapat gelar sarjana, maka Anda akan dapat sebuah pekerjaan dan Anda selangkah lebih maju ketimbang yang lain," ujarnya. Namun itu semua belum terjadi.

Sejak krisis, pemerintah menerapkan kebijakan memotong anggaran pendidikan. Sebuah langkah yang membuat pendidikan sarjana di Amerika kini semakin mahal.

Forbes, 23 tahun, ingin bekerja di industri fashion. Namun ternyata sulit untuk menggapainya. Sementara ini dia bekerja paruh waktu di sebuah situs dan bekerja paruh waktu di tempat lain. "Aku sudah mengirimkan ratusan resume, setidaknya 300 selama dua tahun ini," ujarnya.

Forbes memiliki gelar sarjana di bidang bahasa Inggris, tapi ternyata itu tidak dibutuhkan saat ini. Kajian terbaru menunjukkan bahwa pekerjaan yang dibutuhkan adalah lulusan dengan latar belakang akademis teknis (69 persen), bisnis (63 persen), akuntansi (53 persen), atau ilmu komputer (49 persen).

Kajian lain dari Universitas Rutger menemukan bahwa sekitar seperempat (27 persen) lulusan baru bekerja di bawah tingkat pendidikan mereka. Persentase yang sama banyaknya di mana alumnus baru memilih tinggal bersama orang tua demi berhemat.

Rata-rata gaji pertama yang diterima lulusan baru di masa resesi ini sekitar US$ 27 ribu (Rp 250 juta) atau lebih rendah US$ 3 ribu ketika awal resesi.

CBSNEWS|DIANING SARI

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya