TEMPO.CO , BANGKOK:-- Chiranuch Premchaiporn, editor situs media Prachatai di Thailand, hari ini akan menghadapi putusan atas dakwaan penghinaan terhadap kerajaan. Jika terbukti bersalah, ia terancam dihukum selama 20 tahun penjara. “Saya merasa tidak bersalah. Berjuang hanyalah satu-satunya cara untuk membuktikan saya benar,” kata Chiranuch kemarin.
Kasus Chiranuch berawal ketika ia dituding tidak segera menghapus 10 postingan yang mengkritik monarki di situs. Kasus ini semakin menarik perhatian karena Chiranuch menolak mengaku bersalah seperti terdakwa lain. Pengakuan bersalah biasanya untuk memperoleh ampunan dari raja.
“Pengakuan bersalah hanya akan membuka luka dalam sejarah dan sistem hukum Thailand,” ia menegaskan. Taktik ini sempat digunakan Surachai Saedan, pemimpin Kaus Merah, akhir pekan lalu. Karena mengaku bersalah, Surachai hanya divonis 2 tahun 6 bulan penjara, separuh dari tuntutan jaksa.
Dalam kesempatan terpisah, pakar hukum Thailand mendesak pemerintah segera mengamendemen pasal 112 tentang penghinaan terhadap kerajaan.
Worajet Pakeerat, anggota kelompok pro-amendemen Nitirat sekaligus dosen hukum Universitas Thammasat, mendesak agar pasal penghinaan terhadap kerajaan hanya ditujukan bagi raja atau pemimpin negara.
Praktek ini, menurut Worajet, biasa dilakukan di negeri dengan sistem seperti di Thailand. “Ratu dan anggota keluarga kerajaan lain seharusnya tidak memerlukan perlindungan pasal tersebut,” Worajet menegaskan.
L ASIAONE | THE NATION | SITA PLANASARI A.
Berita terkait
Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina
18 November 2018
Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.
Baca Selengkapnya110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini
26 Oktober 2017
Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.
Baca SelengkapnyaThaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand
30 Agustus 2017
Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.
Baca SelengkapnyaYingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya
27 Agustus 2017
Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.
Baca SelengkapnyaHebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand
11 Agustus 2017
Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat
Baca SelengkapnyaUU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun
20 Juli 2017
Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.
Baca SelengkapnyaHina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun
11 Juni 2017
Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.
Baca SelengkapnyaKarena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook
16 Mei 2017
Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn
Baca SelengkapnyaFB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato
11 Mei 2017
FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.
Baca SelengkapnyaAnggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi
28 April 2017
Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.
Baca Selengkapnya