TEMPO.CO , London - Tiga janda mantan pimpinan Al-Qaidah, Usamah bin Ladin, kini menetap di Arab Saudi setelah dideportasi dari Pakistan, Kamis malam. Seorang juru bicara pemerintah Arab Saudi mengatakan Sabtu malam bahwa pemerintahnya tidak memiliki kecurigaan tentang keluarga ini dan tak ada pretensi apa pun ketika melakukan langkah itu.
"Arab Saudi bertindak atas dasar pertimbangan kemanusiaan ... sejauh tidak ada laporan atau bukti dari segala implikasinya dalam tindakan kriminal atau ilegal," kata Asharq al-Awsat di London. "Atas permintaan keluarga Bin Laden di Arab Saudi, diambil langkah-langkah untuk memfasilitasi kembalinya anggota keluarga Usamah bin Ladin yang tiba di Jeddah, di mana mereka disambut oleh keluarga mereka."
Ia meminta untuk tak mengungkit kehidupan pribadi mereka di Arab Saudi. "Tidak pantas untuk membahas dengan cara apa pun pemerincian kehidupan pribadi keluarga Bin Ladin di Arab Saudi."
Sebelumnya, pada Sabtu, sebuah harian Saudi melaporkan bahwa pihak berwenang telah mengizinkan tiga janda bin Ladin janda masuk ke negara itu. Mereka memberitakan Arab Saudi menampung berdasar pertimbangan kemanusiaan dan karena mereka meyakini para janda dan anak-anaknya "tidak terlibat dalam operasi ekstremis kelompok Al-Qaidah."
Pada sekitar tengah malam waktu Pakistan pada Kamis, minivan membawa kerabat dalang serangan 11 September 2001 dari rumah penahanannya. Mereka berangkat ke Arab Saudi sebelum pukul 02.00 Jumat.
Seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri Pakistan mengatakan perintah deportasi dikeluarkan untuk 14 keluarga Bin Ladin ke Arab Saudi, "negara pilihan mereka." Keluarga itu terdiri dari tiga janda, delapan anak, dan satu cucu.
Setelah ditahan selama 10 bulan, para janda dan dua anak perempuan Bin Ladin dijatuhi hukuman oleh pengadilan Pakistan selama 45 hari kurungan. Mereka dinyatakan bersalah masuk ke negara itu secara ilegal dan menggunakan identitas palsu.
TRIP B | AP
Berita terkait
Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman
13 November 2017
Arab Saudi masuk daftar hitam PBB untuk kasus pembunuhan anak-anak di Yaman yang jumlahnya mencapai 683 anak.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Tidak Beri Kompensasi untuk Korban Crane Jatuh
25 Oktober 2017
Pengadilan Arab Saudi membebaskan Grup Saudi Bin Laden dari kewajiban membayar kompensasi kepada korban crane jatuh di Mekah tahun 2015.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Akan Kembalikan Islam Menjadi Moderat
25 Oktober 2017
Putra mahkota mengatakan Arab Saudi akan mengembalikan agama Islam menjadi moderat dan berpandangan terbuka terhadap semua agama.
Baca SelengkapnyaBertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun
6 Oktober 2017
Raja Salman dan Putin bersepakat Saudi membeli senjata sistem pertahanan udara S-400 senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 40,4 triliun.
Baca SelengkapnyaRaja Salman Melawat ke Rusia untuk Pertama Kali, Ini Agendanya
4 Oktober 2017
Raja Salman akan berkunjung ke Rusia untuk pertama kalinya Kamis depan.
Baca SelengkapnyaGoyang Macarena di Jalan, Remaja 14 Tahun Ditangkap Polisi Saudi
23 Agustus 2017
Remaja berusia 14 tahun ditangkap polisi Arab Saudi akibat goyang Macarena di jalan
Baca SelengkapnyaTerungkap, Putra Mahkota Ingin Saudi Hengkang dari Perang Yaman
15 Agustus 2017
Sebuah bocoran email mengungkap bahwa Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammad bin Salman menginginkan negaranya keluar dari perang Yaman.
Baca SelengkapnyaDabbing Ala Rapper, Artis Populer Arab Saudi Ditahan
15 Agustus 2017
Abdallah Al Shaharani, penyanyi Arab Saudi ini melakukan gerakan dabbing dalam sebuah festival musik
Baca SelengkapnyaSaudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran
14 Agustus 2017
Arab Saudi minta bantuan Irak memperbaiki hubunganya dengan Iran.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Bakal Jadikan Laut Merah Sebagai Lokasi Wisata
2 Agustus 2017
Proyek ini dalam rangka mengurangi ketergantungan Arab Saudi akan pendapatan dari penjualan minyak.
Baca Selengkapnya