Akhirnya Mantan PM Mesir Bisa Maju

Reporter

Editor

Kamis, 26 April 2012 16:52 WIB

Kandidat Presiden Mesir Mohsen Hafez Ismail, setelah mendaftarkan namanya dalam pemilihan presiden yang akan dilaksanakan pada 23 dan 24 Mei mendatang, di Kairo, Mesir, Minggu (11/3). REUTERS/Esam Al-Fetori

TEMPO.CO , Kairo - Mantan Perdana Menteri Mesir di detik-detik akhir Presiden Husni Mubarak terguling tahun lalu akhirnya diperbolehkan maju untuk berebut kursi kepresidenan. Keputusan itu muncul hanya sehari setelah pejabat pemilihan mencoretnya. Hal tersebut disebutkan kantor berita pemerintah Mesir, MENA, Rabu 25 April 2012.

"Komite pemilihan presiden yang dipimpin Farouk Soltan menerima banding dari mantan Perdana Menteri Ahmed Shafiq dan memungkinkannya maju bertarung," demikian disebut MENA.

Para pengamat menyebutkan kembali masuknya nama Shafiq akan membuatnya menjadi favorit kubu militer dan menjadi calon kuat pemenang pemilihan presiden yang akan digelar pada 23-24 Mei mendatang, dengan putaran kedua digelar Juni mendatang.

Komite tidak memberikan alasan penerimaan banding Shafiq, meski beberapa pengamat menyebutkan hal itu untuk mencegah banding lebih jauh yang mungkin akan menunda pemilihan.

Sebagai mantan komandan Angkatan Udara, keberhasilan Shafiq bakal memperpanjang kuasa militer di negeri yang telah dipimpin para jenderal sejak terdongkelnya Raja Farouk pada 1952 itu.

Pengamat juga menilai masuknya Shafiq sebagai daya tawar yang tinggi dari militer. "Dia masuk kembali ke dalam kompetisi pasti akan menenangkan sisa-sisa orde lama Mubarak. Itu juga akan memungkinkan tentara untuk bernapas lega karena dari semua kandidat presiden, Shafiq adalah satu-satunya yang memahami betul militer," ujar Nabil Abdel Fattah, pengamat politik di Kairo, Kamis 26 April 2012.

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Februari lalu, Shafiq mengatakan dia akan maju karena punya pengalaman untuk menjaga hubungan baik dengan para jenderal dan memastikan halusnya penyerahan kekuasaan ke pemerintahan sipil.

Shafiq, 71 tahun, yang pernah menjadi Menteri Penerbangan Sipil selama satu dekade menyatakan dia bisa menjembatani perpecahan di Mesir saat ini.


REUTERS | BBC | WALL STREET JOURNAL | DWI ARJANTO

Berita terkait

Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui

8 September 2017

Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui

Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu

Baca Selengkapnya

Mesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan

31 Agustus 2017

Mesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan

Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.

Baca Selengkapnya

PPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat

10 Agustus 2017

PPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat

Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir

Baca Selengkapnya

Mesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika  

24 Juli 2017

Mesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika  

Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.

Baca Selengkapnya

Beri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui

15 Juni 2017

Beri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui

Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.

Baca Selengkapnya

Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas  

27 Mei 2017

Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas  

Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.

Baca Selengkapnya

Tuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat

8 Mei 2017

Tuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat

Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad

Baca Selengkapnya

Mesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek

6 Mei 2017

Mesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek

Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.

Baca Selengkapnya

Mesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia

5 Mei 2017

Mesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.

Baca Selengkapnya

Seniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia

4 Mei 2017

Seniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia

Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.

Baca Selengkapnya