TEMPO.CO, Kairo - Tiga orang kandidat kuat Presiden Mesir secara resmi mengajukan banding kepada Komisi Tertinggi Pemilihan Presiden (SPEC) Mesir. Khairat al-Shater, Omar Suleiman, dan Hazem Salah Abu Ismail tidak terima karena nama mereka dicoret da bursa pemilihan presiden.
Kandidat kuat asal kekuatan politik terbesar di Mesir saat ini, Ikhwanul Muslimin, Al-Shater, mengatakan dirinya siap membayar harga yang lebih besar untuk membuat Mesir bebas dari cengkraman rezim Mubarak. "Keputusan pembatalan nama saya direkayasa oleh kelompok tua penjaga kroni pemerintahan yang korup rezim yang sudah runtuh," kata pria yang dicoret lantaran pernah dipenjara era Mubarak itu kepada media, Ahad,15 April 2012.
Menurut Al Shater, rezim dan kroni Mubarak ingin merusak proses transisi Mesir yang tinggal selangkah lagi. Oleh karena itu, SPEC kemudian mengeluarkan keputusan yang kontroversial. "Aturan itu berlaku jika Mesir dalam keadaan yang normal, tapi sekarang ini sedang transisi," katanya.
Sebelumnya, Komisi Tertinggi Pemilihan Presiden (SPEC) mencoret 10 dari 23 nama kandidat presiden Mesir. Tiga kandidat kuat yang sebelumnya diramaikan media, yakni Khairat al-Shater, Omar Suleiman, dan Hazem Salah Abu Ismail masuk dalam daftar yang dicoret untuk mengikuti pemilihan presiden pada 23-24 Mei mendatang.
Komisi, lembaga yang anggotanya ditunjuk oleh Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF), mengatakan, pencoretan nama 10 kandidat itu berdasarkan dokumen dan pengaduan. "Ini bukan soal dendam rezim, ini murni soal konstitusi," ujar Kepala Komisi Tertinggi pemilihan presiden, Farouk Sultan, seolah mejawab tudingan para kandidat yang tercoret.
SANDY INDRA PRATAMA |THE NATIONAL
Berita terkait
Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui
8 September 2017
Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu
Baca SelengkapnyaMesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan
31 Agustus 2017
Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.
Baca SelengkapnyaPPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat
10 Agustus 2017
Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir
Baca SelengkapnyaMesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika
24 Juli 2017
Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.
Baca SelengkapnyaBeri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui
15 Juni 2017
Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.
Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas
27 Mei 2017
Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.
Baca SelengkapnyaTuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat
8 Mei 2017
Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad
Baca SelengkapnyaMesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek
6 Mei 2017
Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.
Baca SelengkapnyaMesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia
5 Mei 2017
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.
Baca SelengkapnyaSeniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia
4 Mei 2017
Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.
Baca Selengkapnya