Thailand Bayar Kompensasi Korban Kerusuhan 2010  

Reporter

Editor

Rabu, 7 Maret 2012 18:14 WIB

Yingluck Shinawatra. REUTERS/Sukree Sukplang

TEMPO.CO , Bangkok - Wartawan lokal dan asing, termasuk seorang juru kamera Reuters yang tewas selama kerusuhan di Bangkok 2010 lalu, akan menerima ganti rugi. Mereka termasuk dalam lebih dari 2.000 korban kekerasan politik yang berhak menerima kompensasi dari pemerintah Thailand.

Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mengatakan dia mungkin tidak akan punya waktu untuk bertemu dengan keluarga kameramen Reuters, Hiroyuki Muramoto, saat berkunjung ke Jepang pada Rabu. Tetapi ia menyatakan akan mengeluarkan surat belasungkawa kepada mereka.

Muramoto ditembak pada 10 April 2010 saat tentara mendapat perlawanan bersenjata ketika mencoba untuk membersihkan kemah demonstran anti-pemerintah. Wartawan asing lainnya, fotografer Italia Fabio Polenghi, tewas sebulan kemudian. Penyelidikan pemerintah gagal mengidentifikasi para pelaku.

Pemerintah menyetujui anggaran sebesar 2 miliar baht (setara hampir Rp 590 miliar) pada Selasa untuk memberi kompensasi korban kekerasan 2005-2010 terkait dengan pemecatan mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra pada 2006.

Keluarga dari sekitar 100 orang yang tewas akan menerima sekitar 7,5 juta baht (setara Rp 2,2 miliar) masing-masing, dan lebih dari 2.000 yang mengalami luka akan menerima sebanyak 4,5 juta baht (setara Rp 1,3 miliar).

Thaksin, kakak Yingluck, digulingkan oleh kudeta militer setelah dituduh melakukan korupsi dan tidak menghormati monarki.

Kejatuhannya memicu konflik antara pendukung dan penentang, sehingga protes yang semakin agresif mencapai puncaknya pada Maret-Mei 2010 ketika sekitar 90 orang tewas di Bangkok saat masa Kaus Merah yang pro-Thaksin berhadapan dengan pasukan keamanan.

Chaiwat Pumpuang, 47 tahun, seorang fotografer untuk surat kabar The Nation yang terluka, mengatakan kompensasi finansial tidak memadai. Ia ditembak, tampaknya oleh tentara, dalam kebuntuan Mei 2010.

Dia mengatakan biaya medis dibayar sebagian oleh perusahaan, telah mencapai lebih dari 2 juta baht dalam dua tahun terakhir. Dia mengatakan kaki kanannya hampir pulih sejak operasi terbarunya pada bulan Januari, tapi masih perlu banyak penanganan untuk pulih seperti sedia kala.

"Saya tidak bisa bekerja, bahkan tidak bisa melakukan pekerjaan sederhana di rumah seperti dulu," katanya. "Saya melihat sesama fotografer berjalan di lapangan dan menikmati pekerjaan mereka, saya hanya berharap saya ada di luar sana bersama mereka," katanya.

Sementara Nelson Rand, wartawan Kanada yang bekerja untuk France24 ketika ia ditembak pada Mei 2010, menyambut niat baik Yingluck. "Saya pikir itu merupakan langkah positif yang diambil pemerintah, yang mencakup kedua sisi perpecahan politik Thailand," katanya. "Saya pikir itu menunjukkan kesungguhan pemerintah untuk mencapai rekonsiliasi nasional."

TRIP B | ABC NEWS

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya