TEMPO.CO , Washington - Siswa kulit hitam dan latin di seluruh Amerika Serikat cenderung dinomorduakan dari siswa kulit putih. Mereka juga jauh lebih kecil kemungkinannya untuk memiliki akses ke perguruan tinggi yang ketat penerimaan mahasiswa barunya, demikian hasil studi Kantor Hak Warga Negara Departemen Pendidikan AS.
Data studi dikumpulkan dari 72 ribu sekolah di seantero AS. Hasilnya, terdapat kesenjangan yang luar biasa dalam pengalaman di sekolah umum antara warga minoritas dan siswa kulit putih.
Beberapa temuan yang paling mencolok adalah mengenai disiplin, dimana satu dari lima anak laki-laki Afrika-Amerika dan satu dari 10 anak perempuan Afrika-Amerika diskors dari sekolah selama masa studi pada tahun ajaran 2009-2010.
Secara keseluruhan, siswa Afrika-Amerika 3,5 kali lebih mungkin untuk ditunda atau diusir ketimbang rekan-rekan kulit putih mereka. Dan 70 persen mahasiswa yang ditangkap atau disebut penegakan hukum melakukan pelanggaran disiplin adalah kulit hitam atau Latin.
Peluang akademis juga dipilah oleh ras. Di antara sekolah-sekolah menengah yang siswanya didominasi Latin dan Afrika-Amerika, hanya 29 persen yang menyelenggarakan kelas kalkulus dan fisika hanya 40 persen.
Menteri Pendidikan AS, Arne Duncan, berhati-hati saat mengatakan bahwa pihaknya "tidak menuduh diskriminasi terbuka dalam beberapa atau semua kasus ini." Tapi dia berharap data itu akan mendorong para pendidik di seluruh negeri untuk mengatasi ketidakadilan ini.
"Dalam gambaran besarnya, ini benar-benar tentang analisis diri," kata Duncan. Dia mendesak guru dan administrator untuk "bercermin lagi dan mencari tahu apa yang terjadi."
TRIP B | REUTERS
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya