TEMPO.CO, Bangkok - Tiga ledakan terjadi di Bangkok, Thailand, Selasa 14 Februari 2012. Seorang pria yang diketahui sebagai warga Iran kehilangan kedua kakinya akibat pelemparan bom yang dilakukannya ke arah polisi Thailand.
Ledakan pertama terjadi jam 14.20 sore waktu setempat. Ledakan berikutnya, berasal dari rumah yang disewa pria tersebut bersama dua warga Iran lainnya. Namun kedua pria yang berada di dalam rumah itu berhasil lolos dari ledakan.
Salah satu dari mereka juga melemparkan bom ke arah sebuah taksi di ibu kota Thailand tersebut. Bulan lalu Kedutaan Besar Amerika Serikat di Bangkok memperingatkan akan adanya kemungkinan serangan teroris.
Ledakan di Bangkok terjadi sehari setelah dua bom meledak, masing-masing di India dan Georgia. Sasaran dua bom tersebut adalah para diplomat Israel.
Israel menuduh gerakan Hizbullah Lebanon sebagai dalang aksi peledakan. Namun Iran menolak tuduhan itu.
Tim forensik dari kepolisian Thailand masih melakukan investigasi untuk menyelidiki pemboman. Mereka menggunakan teknologi air yang diatur dengan tekanan tinggi untuk menjinakkan bahan peledak yang ditemukan di rumah pelaku.
Perdana Menteri Thailand, Yingluck Shinawatra mengimbau masyarakat Thailand untuk tetap tenang. Negara tersebut sebelumnya jarang menjadi target serangan teroris asing, walaupun terdapat organisasi Muslim radikal yang sering berada di balik kerusuhan lokal.
BBC | REUTERS | SATWIKA MOVEMENTI
Berita terkait
Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina
18 November 2018
Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.
Baca Selengkapnya110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini
26 Oktober 2017
Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.
Baca SelengkapnyaThaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand
30 Agustus 2017
Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.
Baca SelengkapnyaYingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya
27 Agustus 2017
Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.
Baca SelengkapnyaHebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand
11 Agustus 2017
Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat
Baca SelengkapnyaUU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun
20 Juli 2017
Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.
Baca SelengkapnyaHina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun
11 Juni 2017
Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.
Baca SelengkapnyaKarena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook
16 Mei 2017
Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn
Baca SelengkapnyaFB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato
11 Mei 2017
FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.
Baca SelengkapnyaAnggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi
28 April 2017
Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.
Baca Selengkapnya