TEMPO.CO , Male - Presiden Maladewa, Mohamed Nasheed, mengundurkan diri, Selasa, 7 Februari 2012, setelah mendapatkan tekanan selama berminggu-minggu dari rakyatnya dan sejumlah pejabat kepolisian.
Dalam pidato yang disiarkan televisi pemerintah, Nasheed mengatakan dirinya lebih baik mundur dari jabatannya jika hal tersebut membuat situasi negara lebih baik. Selanjutnya jabatan Nasheed diserahkan kepada Wakil Presiden Mohamed Waheed Hassan Manik.
"Saya mengundurkan diri karena saya orang yang tak diharapkan memegang kekuasaan," ujarnya di televisi. "Saya yakin jika pemerintahan ingin tetap dilanjutkan, penggunaan kekuatan sangat diperlukan. Namun hal itu akan merugikan banyak pihak," ucapnya lagi.
Tekanan kian kuat setelah sekelompok pejabat kepolisian mengambil alih stasiun televisi pemerintah di Ibu Kota Male. Peristiwa tersebut membuat eskalasi tekanan makin deras, bahkan hampir seluruh jalanan di negara kepulauan dekat India itu dipenuhi demonstran, terutama setelah Angkatan Darat Maladewa menahan seorang hakim senior, Abdulla Mohamed, bulan lalu.
Nasheed memegang kekuasaan dari pendahulunya yang telah berkuasa selama 30 tahun, Maumoo Abdul Gayoom, setelah memenangi pemilu pada 2008. Tentara terpaksa menggunakan gas air mata untuk membubarkan para demonstran yang berasal dari pendukung bekas Presiden Abdul Gayoom.
Pada acara jumpa pers yang diliput media televisi, Nasheed katakan langkah pengunduran diri merupakan pilihan tepat. "Pengunduran diri adalah langkah tepat jika hal tersebut membuat negara lebih baik. Selanjutnya jabatan ini akan dipegang oleh Wakil Presiden," ujarnya.
Sumber di kantor kepresidenan mengatakan kepada BBC, selain di jalan-jalan utama, demo juga mengambil tempat di depan markas besar militer.
Juru bicara kelompok oposisi Partai Progresif Maladewa pimpinan Gayoom, Mohamed Hussain, menuduh militer menggunakan peluru karet ke arah para pengunjuk rasa yang membuat mereka luka-luka. "Banyak demonstran yang terluka akibat tembakan tersebut," ujarnya. Namun dia tak menyebut detailnya. Tuduhan tersebut langsung ditolak oleh pejabat yang dekat dengan Presiden.
REUTERS | BBC | CHOIRUL
Berita terkait
Krisis di Maladewa, 7 Tempat Ini Tetap Diminati Turis Indonesia
21 Februari 2018
Krisis politik yang terjadi di ibu kota Maladewa, Male, tak menyurutkan animo turis Indonesia untuk berkunjung ke negeri kumpulan atol itu
Baca SelengkapnyaIsu Flu Burung, Raja Salman Batal Kunjungi Maladewa
18 Maret 2017
Maladewa seharusnya menjadi negeri terakhir dari rangkaian lawatan Raja Salman, tapi isu flu burung membuat rencana itu batal.
Baca SelengkapnyaDituding Terlibat Terorisme, Mantan Presiden Maladewa Dibui
14 Maret 2015
Ia dianggap bersalah memerintahkan penangkapan seorang hakim ketua pada Januari 2012 ketika menjadi presiden.
Baca SelengkapnyaBerbicara ke Wartawan, Eks Presiden Maladewa Diseret Polisi
24 Februari 2015
Presiden yang pertama kali terpilih melalui proses demokrasi ini diadili karena menangkap hakim terkenal di Maladewa.
Baca SelengkapnyaMaladewa Batalkan Pemilihan Ulang Presiden
19 Oktober 2013
Dua calon menolak untuk menandatangani daftar pemilihan setelah diduga ada kecurangan
Bocah Korban Pemerkosaan Akhirnya Batal Dicambuk
22 Agustus 2013
Pengadilan membatalkan hukuman bukan karena desakan masyarakat, melainkan karena sang korban menderita gangguan stres pasca-trauma.
Baca SelengkapnyaBekas Presiden Maladewa Ditahan
8 Oktober 2012
Mohamed Nasheed dianggap tak mengindahkan panggilan pengadilan.
Baca SelengkapnyaPengadilan Maladewa Perintahkan Nasheed Ditangkap
9 Februari 2012
Bekas Presiden dan mantan Menteri Pertahanan, Mohamed Nasheed, diperintahkan ditahan walau tak memiliki alasan hukum yang jelas.
Baca SelengkapnyaPresiden Maladewa Mundur, Pendukungnya Marah
9 Februari 2012
Yakin masih mendapatkan dukungan rakyat Maladewa.
Baca SelengkapnyaMenteri-menteri Maladewa Rapat Kabinet di Dasar Laut
17 Oktober 2009
Pemerintah telah mengatur sebuah meja berbentuk tapal kuda di dasar laut dan mereka akan berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan papan putih dan isyarat tangan.
Baca Selengkapnya