TEMPO.CO , Washington: Pemerintah Amerika Serikat bersiap merumahkan hampir 100 ribu serdadunya. Kabar itu langsung diumumkan oleh Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Leon Panetta, kemarin.
Menurut Panetta, tujuan pengurangan jumlah serdadu adalah untuk membentuk kekuatan militer yang lebih ramping, lincah, dan fleksibel. Sekaligus bagian dari rencana besar mereka untuk merestrukturisasi militer dan anggarannya.
Sebagai ganti dari pengurangan jumlah serdadu, kata Panetta, pemerintah Amerika Serikat akan meningkatkan kemampuan dan jumlah pasukan khusus. Departemen Pertahanan Amerika yang berkantor di gedung Pentagon bakal menghadapi pemotongan anggaran secara bertahap hingga senilai US$ 487 miliar selama 10 tahun ke depan.
"Pendekatan kami adalah menggunakan ini untuk membuktikan bahwa kami militer terkuat di dunia," kata Panetta. Pemerintahan Obama juga akan meminta Kongres menutup atau menggabungkan pangkalan-pangkalan militer Amerika dalam waktu dekat.
Kandidat Partai Republik, Mitt Romney, menilai pemotongan anggaran pertahanan yang dilakukan Obama adalah iklan tersendiri bagi Demokrat guna menghadapi pemilihan presiden mendatang.
"Amerika tidak bisa terus-menerus memotong anggaran pertahanan jika Amerika tetap berharap menjadi harapan dunia," kata mantan Gubernur Massachusetts itu dalam debat pada 16 Januari.
GUARDIAN | BBC | USA TODAY | SANDY INDRA PRATAMA
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya