TEMPO.COBasra - Seorang teroris yang menyamar sebagai polisi meledakkan bom bunuh diri sehingga menewaskan sedikitnya 53 orang, termasuk wanita dan anak-anak, di dekat kota pelabuhan selatan Irak, Basra, Sabtu, 14 Januari 2012. Puluhan orang lainnya terluka. "Teroris itu membawa tanda pengenal polisi dan mencapai sebuah pos pemeriksaan. Di sana dia meledakkan dirinya di antara polisi dan peziarah," kata seorang pejabat polisi di lokasi kejadian.
Serangan itu menimpa peziarah muslim Syiah di sebuah pos pemeriksaan. Mereka hendak menuju Karbala untuk mengikuti hari terakhir Arbain, yaitu salah satu perayaan keagamaan utama pada kalender Syiah.
Arbain menandai akhir dari peringatan 40 hari berkabung atas meninggalnya Imam Hussein, seorang cucu Nabi Muhammad yang tewas dalam pertempuran pada abad ketujuh di kota suci Karbala. Ratusan ribu kaum Syiah dari penjuru Irak dan Iran berbondong-bondong ke Karbala. Perayaan mencapai puncaknya kemarin.
Ini merupakan insiden terburuk di tengah krisis politik Irak yang kian panas. Hal itu memunculkan kekhawatiran baru soal kebangkitan kekerasan sektarian dan terjadi hanya beberapa pekan setelah Amerika Serikat menarik diri dari negara tersebut.
Pasukan keamanan segera menutup rumah sakit utama di Basra. Mereka khawatir bakal terjadi serangan berikutnya. Direktur Kantor Kesehatan Basra, Riyadh Abdul-Ameer, mengatakan ledakan bom itu menewaskan 53 orang dan 130 lainnya terluka.
Peristiwa Arbain memang sering menjadi target serangan kelompok militan sejak Amerika Serikat menggulingkan Presiden Irak Saddam Hussein, yang kaum Sunni.
Beberapa kelompok Islam Sunni, seperti Al-Qaidah, melihat penganut Syiah sebagai pelaku bidah. Dulu Saddam melarang peringatan agama yang dilakukan kaum Syiah itu.
Sejumlah orang tewas dalam serangan terhadap peziarah dalam beberapa pekan terakhir. Hal itu termasuk bom bunuh diri, yang menewaskan sedikitnya 44 orang.
Sebelum ledakan bom kemarin, Perdana Menteri Nuri al-Maliki, yang warga Syiah, sudah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk wakil presiden yang Sunni. Hal itu memicu krisis politik karena mengancam masa depan kesepakatan pembagian kekuasaan di antara Sunni, Syiah, dan Kurdi.
REUTERS | AP | PRASETYO
Berita terkait
ISIS Terusir, 2.100 Jasad Manusia Ditemukan di Mosul
10 September 2017
Lebih dari 2.100 jasad warga sipil ditemukan di sebagian Kota Mosul, setelah kota ini dinyatakan bersih dari ISIS.
Baca SelengkapnyaBegini Cerita Tentara Irak Buru Milisi ISIS Pembunuh Ayahnya
23 Juli 2017
Tentara Irak ini mengklaim telah membunuh satu dari orang anggota ISIS yang membunuh ayahnya
Baca SelengkapnyaBerkunjung ke Bar Pertama Dibuka Setelah ISIS Terusir dari Mosul
22 Juli 2017
Sebuah bar di kota Qaraqosh, Mosul, Irak kembali dibuka untuk menandai kehidupan mulai berjalan normal setelah ISIS terusir dari kota itu.
Baca SelengkapnyaRemaja Putri Jerman Ditemukan di Mosul, Jadi Polwan ISIS
20 Juli 2017
Seorang remaja putri kelahiran Jerman yang dinyatakan hilang dan diduga bergabung dengan ISIS, telah ditemukan di Mosul, Irak.
Baca SelengkapnyaIrak Pastikan Pemimpin ISIS Abu Bakr Al Baghdadi Masih Hidup
17 Juli 2017
Pemerintah Irak memastikan pemimpin kelompok Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS, Abu Bakr Al Baghdadi, masih hidup.
Baca SelengkapnyaSadis, Milisi ISIS Dilempar ke Jurang di Irak
14 Juli 2017
Sejumlah pria berseragam tentara Irak melempar seorang milisi ISIS ke jurang dan kemudian menembaknya
Baca SelengkapnyaBegini Kisah Anak Mosul Dipaksa ISIS Mutilasi Sandera Hidup-Hidup
12 Juli 2017
Milisi ISIS memaksa anak-anak di Mosul untuk membunuh sandera, jika tidak keluarga para bocah itu lah yang akan dibunuh.
Baca SelengkapnyaMosul Bebas Dari ISIS, Pemimpin Dunia Ucapkan Selamat Kepada Irak
12 Juli 2017
Sejumlah pemimpin dunia menyatakan selamat kepada Irak atas pembebasan Mosul dari ISIS
Baca SelengkapnyaMurid Sekolah di Irak Menyerang Guru dengan Pisau dan Granat
4 Juli 2017
Menurut polisi Irak, para guru tersebut ditusuk, dipukuli, ditendang dan rumahnya dilempari granat oleh para murid.
Baca SelengkapnyaIrak Tegaskan Kekuasaan ISIS Berakhir
30 Juni 2017
Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi menyatakan kekuasaan ISIS di Irak berakhir setelah pasukan militer Irak menguasai kembali masjid tua di Mosul.
Baca Selengkapnya