Senjata Jadi Hadiah Favorit Natal di Amerika

Reporter

Editor

Selasa, 3 Januari 2012 21:28 WIB

Tempo/Aris Andrianto

TEMPO.CO , Arizona - Warga Amerika mencatat rekor pembelian senjata bulan lalu di tengah meningkatnya popularitas senjata sebagai hadiah Natal.

Menurut FBI, pemeriksaan latar belakang lebih dari 1,5 juta konsumen telah diminta oleh dealer senjata kepada National Instant Criminal Background Check System selama Desember. Hampir 500.000 dari jumlah itu berlangsung enam hari sebelum Natal.

Jumlah itu merupakan angka tertinggi yang pernah terjadi dalam satu bulan, melebihi rekor sebelumnya yang dibuat pada bulan November.

Pada 23 Desember sendiri terjadi 102.222 pemeriksaan latar belakang, membuatnya sebagai hari tersibuk kedua pembelian senjata dalam sejarah.

Jumlah aktual membeli senjata kemungkinan lebih tinggi jika konsumen membawa pulang lebih dari satu senjata per orang.

Salah satu penjelasan terhadap lonjakan pembelian senjata itu adalah sebagai respons terhadap perekonomian yang terhenti sehingga orang-orang takut akan gelombang kejahatan. Teori lainnya bahwa pembeli bergegas ke toko senjata karena mereka percaya bahwa aturan senjata api yang lebih ketat akan diperkenalkan di masa depan.

National Rifle Association mengatakan orang-orang mengkhawatirkan pertahanan diri mereka karena jumlah polisi yang bertugas menurun.

Seorang juru bicara NRA mengatakan: "Saya pikir ada sebuah kesadaran yang meningkat bahwa ketika sesuatu yang buruk terjadi, itu akan menyisakan mereka dan kriminal."

Tapi aktivis anti-senjata mengatakan mereka yang sudah memiliki senjata menimbun lebih banyak senjata karena ditakut-takuti oleh pedagang senjata.

Dave LaRue, dari Legendary Guns di Phoenix, Arizona, mengatakan penjualan Natal naik 25 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan penjualan amunisi juga laris.

"Banyak orang prihatin tentang undang-undang senjata yang tertunda dan mengkhawatirkan pemerintahan saat ini. Orang-orang berpikir persediaan senjata di masa depan akan terbatas dan ada dorongan segera mendapatkannya di saat Anda bisa."

Rekor penjualan senjata dalam satu hari terjadi pada bulan November, hari setelah Thanksgiving, ketika 129.166 pencarian latar belakang dilakukan terhadap konsumen yang membeli senjata.

Sejak penembakan anggota kongres Gabrielle Giffords oleh seorang pria gila bersenjata di Tucson, Arizona, Januari lalu, telah terjadi peningkatan permintaan untuk kontrol senjata yang lebih ketat. Giffords selamat meski ditembak di kepala dengan pistol semi-otomatis, sementara enam orang lainnya tewas.

TELEGRAPH | EZ


Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya