TEMPO.CO, London - Arab Saudi bakal mulai menerapkan hukum yang melarang pria bekerja di toko yang menjual lingerie atau pakaian dalam, perlengkapan, sampai kosmetik wanita. Meski sudah ada sejak 2006, peraturan tersebut baru diterapkan Kamis depan.
Peraturan tersebut melarang pria bekerja di toko yang menjual pakaian dalam sampai perlengkapan wanita. Salah satu alasannya adalah pendapat kelompok garis keras yang menentang ide wanita bekerja di tempat bertemunya banyak wanita dan pria, seperti pusat perbelanjaan.
Sebelumnya, kaum Hawa Arab hanya bisa membeli pakaian dari pelayan pria dari balik gerai. Karena tidak bisa leluasa memilih, wanita di Arab memboikot toko-toko yang menjual pakaian dalam. Boikot tersebut dilakukan agar toko-toko penjual pakaian dalam wanita mempekerjakan pelayan perempuan.
Pemerintah Arab Saudi, Senin, 2 Januari 2012, memutuskan untuk memberlakukan larangan pria bekerja di toko yang menjual pakaian dalam wanita mulai Kamis ini.
Dalam beberapa pekan terakhir, beberapa wanita sudah mulai bekerja di berbagai toko. Akan tetapi, dibukanya peluang agar wanita bekerja membuat banyak pria kehilangan pekerjaan.
Menurut Kementerian Tenaga Kerja, lebih dari 28 ribu wanita yang kebanyakan dari Asia Selatan mulai mengajukan lamaran untuk bekerja di toko-toko tersebut.
Ulama senior Arab Saudi, Sheikh Abdul Aziz Al Sheikh, menentang peraturan berisi larangan bagi pria bekerja di toko-toko yang menjual pakaian wanita. Ia menganggap peraturan tersebut bertentangan dengan hukum Islam.
“Dipekerjakannya wanita di dalam toko yang menjual pakaian wanita dan menyebabkan wanita pembeli bertatap muka dengan pria yang menjual tanpa malu bisa menyebabkan pelanggaran yang bakal jadi beban bagi pemilik toko,” ujar Sheikh Abdul Aziz Al Sheikh.
TELEGRAPH | KODRAT
Berita terkait
Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman
13 November 2017
Arab Saudi masuk daftar hitam PBB untuk kasus pembunuhan anak-anak di Yaman yang jumlahnya mencapai 683 anak.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Tidak Beri Kompensasi untuk Korban Crane Jatuh
25 Oktober 2017
Pengadilan Arab Saudi membebaskan Grup Saudi Bin Laden dari kewajiban membayar kompensasi kepada korban crane jatuh di Mekah tahun 2015.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Akan Kembalikan Islam Menjadi Moderat
25 Oktober 2017
Putra mahkota mengatakan Arab Saudi akan mengembalikan agama Islam menjadi moderat dan berpandangan terbuka terhadap semua agama.
Baca SelengkapnyaBertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun
6 Oktober 2017
Raja Salman dan Putin bersepakat Saudi membeli senjata sistem pertahanan udara S-400 senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 40,4 triliun.
Baca SelengkapnyaRaja Salman Melawat ke Rusia untuk Pertama Kali, Ini Agendanya
4 Oktober 2017
Raja Salman akan berkunjung ke Rusia untuk pertama kalinya Kamis depan.
Baca SelengkapnyaGoyang Macarena di Jalan, Remaja 14 Tahun Ditangkap Polisi Saudi
23 Agustus 2017
Remaja berusia 14 tahun ditangkap polisi Arab Saudi akibat goyang Macarena di jalan
Baca SelengkapnyaTerungkap, Putra Mahkota Ingin Saudi Hengkang dari Perang Yaman
15 Agustus 2017
Sebuah bocoran email mengungkap bahwa Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammad bin Salman menginginkan negaranya keluar dari perang Yaman.
Baca SelengkapnyaDabbing Ala Rapper, Artis Populer Arab Saudi Ditahan
15 Agustus 2017
Abdallah Al Shaharani, penyanyi Arab Saudi ini melakukan gerakan dabbing dalam sebuah festival musik
Baca SelengkapnyaSaudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran
14 Agustus 2017
Arab Saudi minta bantuan Irak memperbaiki hubunganya dengan Iran.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Bakal Jadikan Laut Merah Sebagai Lokasi Wisata
2 Agustus 2017
Proyek ini dalam rangka mengurangi ketergantungan Arab Saudi akan pendapatan dari penjualan minyak.
Baca Selengkapnya