Demonstran Mesir Bertekad Melawan

Reporter

Editor

Selasa, 22 November 2011 03:27 WIB

Sejumlah demonstran dari kalangan Nasrani bentrok dengan polisi militer di Kairo (9/10), saat memprotrs perusakan sebuah gereja di Provinsi Aswan, sebelah selatan Mesir. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh

TEMPO Interaktif, KAIRO: -- Aksi bentrokan antara aparat keamanan dan sekitar 5.000 pengunjuk rasa di Lapangan Tahrir, Kairo, menewaskan 24 orang dan melukai lebih dari 1.700 lainnya. Aksi unjuk rasa, yang telah memasuki hari ketiga ini, merupakan yang terburuk setelah lengsernya Presiden Hosni Mubarak, 83 tahun.




Utusan Dewan Militer Mesir, Said Abbas, menyangkal anggapan bahwa aksi kekerasan yang menelan korban sipil itu dilakukan polisi dan aparat militer. "Ada tangan-tangan tersembunyi yang sengaja mengadu domba aparat dengan demonstran," kata Abbas, yang melawat ke Lapangan Tahrir, lokasi awal gerakan yang menumbangkan Presiden Mubarak.




Meski begitu, para pengunjuk rasa, yang menuntut agar Dewan Militer segera mengalihkan kekuasaan ke pemerintahan sipil, bertekad tetap akan melanjutkan revolusi mereka. “Kami akhirnya berhasil menyerukan kembali revolusi kita,” ujar Abee Mustafa, 42 tahun, yang sempat ikut dalam aksi menentang Mubarak pada awal tahun lalu.




"Kami berada di sini untuk menagih demokrasi dan kami tidak mau militer berkuasa," ucap Yusuf. “Kami melakukan revolusi untuk menolak mereka, kami hanya menginginkan demokrasi.” Seorang warga lainnya, Salama, buru-buru meluruskan bahwa mereka tak membenci militer.




“Rakyat Mesir tak ada masalah dengan militer,” Yusuf menuturkan. “Masalah kami dewan militer.” Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton telah meminta penguasa di Mesir menghentikan kekerasan dalam menghadapi pengunjuk rasa. “Saya tegaskan bahwa pemerintahan sementara saat ini dan semua pihak yang terlibat wajib mendengar rakyat.”



Advertising
Advertising


Ashton mewanti-wanti agar Dewan Militer mendengarkan rakyat dan melindungi aspirasi demokratis warga. Kekerasan terjadi hanya seminggu sebelum pemilu parlemen pertama diadakan karena pemberontakan sudah di ambang pintu, dan mengakibatkan munculnya kecurigaan polisi sengaja memancing kerusuhan untuk menunda pemilu itu.




Aksi kekerasan meletus pada Sabtu pekan lalu, sewaktu polisi memasuki Lapangan Tahrir untuk mengosongkan wilayah itu dan membubarkan pengunjuk rasa setelah terjadi demonstrasi anti-pemerintah pada Jumat. Penumpasan itu menarik ribuan orang datang dari seluruh penjuru ibu kota untuk membantu menangkis serangan itu.




l AP | TELEGARPH | REUTERS | ANDREE PRIYANTO

Berita terkait

Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui

8 September 2017

Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui

Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu

Baca Selengkapnya

Mesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan

31 Agustus 2017

Mesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan

Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.

Baca Selengkapnya

PPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat

10 Agustus 2017

PPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat

Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir

Baca Selengkapnya

Mesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika  

24 Juli 2017

Mesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika  

Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.

Baca Selengkapnya

Beri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui

15 Juni 2017

Beri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui

Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.

Baca Selengkapnya

Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas  

27 Mei 2017

Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas  

Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.

Baca Selengkapnya

Tuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat

8 Mei 2017

Tuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat

Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad

Baca Selengkapnya

Mesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek

6 Mei 2017

Mesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek

Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.

Baca Selengkapnya

Mesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia

5 Mei 2017

Mesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.

Baca Selengkapnya

Seniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia

4 Mei 2017

Seniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia

Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.

Baca Selengkapnya