TEMPO Interaktif, Dubai - Raja Arab Saudi Abdullah mengangkat Menteri Dalam Negeri Pangeran Nayef sebagai putra mahkota baru sepeninggal Pangeran Sultan. Di televisi pemerintah dan kantor berita SPA, Jumat, 28 Oktober 2011, kerajaan menyatakan, "Kami memilih Pangeran Nayef bin Abdulaziz sebagai putra mahkota."
Disebutkan bahwa Pangeran Nayef ditunjuk setelah raja diberi catatan oleh Dewan Kesetiaan, sebuah lembaga keluarga yang didirikan pada 2006 untuk membuat proses suksesi di negeri Islam konservatif dan pengekspor minyak top dunia itu agar lebih mulus dan teratur.
Ini juga pertama kalinya Dewan telah diminta mengkonfirmasi pilihan seorang raja sebagai ahli waris, sebuah langkah yang dilihat oleh pengamat bisa membantu menjernihkan buramnya sistem suksesi sebelumnya.
Mengingat usia lanjut Raja Abdullah dan kembali bermasalah, putra mahkota baru Arab Saudi yang berusia 77 tahun itu mungkin segera mengemban peran signifikan dalam pembentukan serta pelaksanaan kebijakan luar negeri, pasar minyak, dan reformasi domestik.
Selama ini, veteran menteri dalam negeri itu telah menjalankan roda kerajaan hari ke hari beberapa kali dalam tahun-tahun terakhir. Juga menemui para pemimpin asing serta memimpin kabinet ketika Raja Abdullah dan Pangeran Sultan absen bersamaan.
"Banyak yang berbicara soal Pangeran Nayef, tapi saya melihat ia orang yang sangat baik, kerap turun ke bawah untuk bertemu dengan rakyat," ujar Khaled al-Maeena, editor harian Arab News, di Jeddah, kemarin.
Reformasi yang dicoba digulirkan Raja Abdullah, lebih tua 10 tahun dari Nayef, berfokus pada peningkatan prospek pekerjaan buat kalangan muda Saudi dengan mengangkat sektor swasta dan mengikis pengaruh konservatif yang mengendalikan pendidikan.
Ada yang menarik dari penilaian kawat diplomatik Amerika Serikat pada 2009 yang terungkap oleh WikiLeaks, "Nayef secara luas dipandang sebagai seorang konservatif garis keras yang lebih baik ketimbang inisiatif reformasi Raja Abdullah yang suam-suam kuku."
REUTERS | FINANCIAL TIMES | DWI A
Berita terkait
Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman
13 November 2017
Arab Saudi masuk daftar hitam PBB untuk kasus pembunuhan anak-anak di Yaman yang jumlahnya mencapai 683 anak.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Tidak Beri Kompensasi untuk Korban Crane Jatuh
25 Oktober 2017
Pengadilan Arab Saudi membebaskan Grup Saudi Bin Laden dari kewajiban membayar kompensasi kepada korban crane jatuh di Mekah tahun 2015.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Akan Kembalikan Islam Menjadi Moderat
25 Oktober 2017
Putra mahkota mengatakan Arab Saudi akan mengembalikan agama Islam menjadi moderat dan berpandangan terbuka terhadap semua agama.
Baca SelengkapnyaBertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun
6 Oktober 2017
Raja Salman dan Putin bersepakat Saudi membeli senjata sistem pertahanan udara S-400 senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 40,4 triliun.
Baca SelengkapnyaRaja Salman Melawat ke Rusia untuk Pertama Kali, Ini Agendanya
4 Oktober 2017
Raja Salman akan berkunjung ke Rusia untuk pertama kalinya Kamis depan.
Baca SelengkapnyaGoyang Macarena di Jalan, Remaja 14 Tahun Ditangkap Polisi Saudi
23 Agustus 2017
Remaja berusia 14 tahun ditangkap polisi Arab Saudi akibat goyang Macarena di jalan
Baca SelengkapnyaTerungkap, Putra Mahkota Ingin Saudi Hengkang dari Perang Yaman
15 Agustus 2017
Sebuah bocoran email mengungkap bahwa Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammad bin Salman menginginkan negaranya keluar dari perang Yaman.
Baca SelengkapnyaDabbing Ala Rapper, Artis Populer Arab Saudi Ditahan
15 Agustus 2017
Abdallah Al Shaharani, penyanyi Arab Saudi ini melakukan gerakan dabbing dalam sebuah festival musik
Baca SelengkapnyaSaudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran
14 Agustus 2017
Arab Saudi minta bantuan Irak memperbaiki hubunganya dengan Iran.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Bakal Jadikan Laut Merah Sebagai Lokasi Wisata
2 Agustus 2017
Proyek ini dalam rangka mengurangi ketergantungan Arab Saudi akan pendapatan dari penjualan minyak.
Baca Selengkapnya