Mesir Rusuh, Ulama Bertemu  

Reporter

Editor

Selasa, 11 Oktober 2011 05:01 WIB

Sejumlah demonstran dari kalangan Nasrani bentrok dengan polisi militer di Kairo (9/10), saat memprotrs perusakan sebuah gereja di Provinsi Aswan, sebelah selatan Mesir. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh

TEMPO Interaktif, Kairo - Sejumlah pemimpin agama di Mesir kemarin sepakat untuk berembuk guna mengakhiri konflik antaragama di sana, yang meletus selama dua hari terakhir. Terakhir pada Ahad lalu, ketika kelompok Kristen Koptik, yang bentrok dengan polisi militer, menuduh pemerintahan militer yang kini berkuasa membiarkan para pelaku penyerangan gereja.

Imam Besar Al-Alzhar, Ahmed al-Tayyeb, dan Paus Koptik, Shenuda III, pun menggelar pertemuan darurat guna meredam gejolak. Dalam pertemuan itu, keduanya juga bertemu dengan sejumlah anggota Keluarga Mesir, kelompok yang menaungi ulama-ulama Islam, dan pendeta-pendeta Nasrani di sana. Kekerasan pada Ahad lalu itu menewaskan sekitar 25 orang.

"Keributan ini merupakan langkah mundur," ujar Perdana Menteri Mesir Essam Sharaf seraya mewanti-wanti bahwa sekarang mereka tengah dalam masa transisi setelah 40 tahun berada di bawah rezim Husni Mubarak. "Alih-alih melangkah maju membangun negara yang modern, kita malah sibuk mengurusi soal stabilitas."

Karena itu, Perdana Menteri Sharaf menyerukan agar masyarakat tenang setelah kerusuhan sektarian. Menurut dia, tidak rukunnya umat Islam dan Kristen di Mesir merupakan ancaman terhadap keamanan negara. Hal itu dikatakan Sharaf setelah mencabut maklumat jam malam kemarin.

"Kekerasan sektarian merupakan ancaman paling serius terhadap keamanan negara," tuturnya. Penganut Koptik, yang merupakan sekitar 10 persen populasi Mesir, menuding pemerintahan militer yang kini berkuasa membiarkan para pelaku penyerangan melakukan rangkaian aksi rusuh anti-Kristen.

Alhasil, lebih dari seribu orang--sebagian besar Nasrani dan didukung umat beragama lain--bergerak ke Distrik Shubra di utara Kairo menuju gedung TV milik pemerintah di Lapangan Maspero. Mereka menuntut pemecatan Gubernur Provinsi Aswan. Mereka menuding pemberitaan televisi justru menyulut sikap anti-Kristen.

Belakangan diketahui banyak warga muslim yang keluar dan membela warga Kristen dari serbuan tentara serta ikut memprotes militer yang terus memegang tampuk kekuasaan di negara itu. Sebelumnya, peserta demo dari Kristen Koptik menyatakan bahwa mereka diserang oleh orang-orang dengan baju preman sebelum bentrokan dengan aparat militer terjadi.

"Kerusuhan ini merusak hubungan antara rakyat dan tentara," kata Perdana Menteri Sharaf.

Penganut Koptik selama ini mengeluhkan adanya diskriminasi, termasuk dalam hal izin pembangunan gereja, yang harus mendapat persetujuan presiden. Mesir juga hanya mengakui adanya perpindahan agama dari Kristen ke Islam, tidak sebaliknya.

AP | REUTERS | HUFFPOST | ANDREE PRIYANTO

Berita terkait

Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui

8 September 2017

Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui

Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu

Baca Selengkapnya

Mesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan

31 Agustus 2017

Mesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan

Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.

Baca Selengkapnya

PPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat

10 Agustus 2017

PPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat

Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir

Baca Selengkapnya

Mesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika  

24 Juli 2017

Mesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika  

Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.

Baca Selengkapnya

Beri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui

15 Juni 2017

Beri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui

Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.

Baca Selengkapnya

Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas  

27 Mei 2017

Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas  

Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.

Baca Selengkapnya

Tuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat

8 Mei 2017

Tuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat

Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad

Baca Selengkapnya

Mesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek

6 Mei 2017

Mesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek

Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.

Baca Selengkapnya

Mesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia

5 Mei 2017

Mesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.

Baca Selengkapnya

Seniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia

4 Mei 2017

Seniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia

Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.

Baca Selengkapnya