Dubes Afganistan: Taliban Membunuh Rabbani

Reporter

Editor

Senin, 3 Oktober 2011 07:48 WIB

TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO Interaktif, Jakarta - Foto Burhanuddin Rabbani dengan warna hitam-putih dan berukuran sekitar 2 x 1 meter dilekatkan di dinding perpustakaan tepat menghadap pintu utama Kedutaan Besar Afganistan, Jakarta.


Sebuah buku ditaruh di atas meja untuk siapa saja yang ingin menorehkan tulisan duka atas tewasnya mantan Presiden Afganistan pada Kamis, 20 September, lalu. Sebuah krans bunga dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tampak di ruangan itu. PBNU merupakan fasilitator perdamaian Afganistan.



Duta Besar Afganistan untuk Indonesia, Fazlurrahman Fazil, didampingi istrinya, Shakila Riazi Fazil, terpukul atas tragedi itu. “Ia wali nikah kami. Ibu saya dan ibunya bersaudara,” kata Fazil kepada Maria Rita Hasugian dan Sunariah dari Tempo, di ruang kerjanya, Jumat lalu.



Menurut Fazil, setelah tewasnya Rabbani, tokoh ulama dan pemersatu Afganistan, proses perdamaian akan berjalan lebih sulit. Apalagi sikap Taliban yang menolak berdamai. “Taliban tidak tahu bahasa perdamaian,” ujar mantan jurnalis ini. Berikut ini petikan wawancaranya.

Mengapa Rabbani percaya pada penyampai pesan untuk Taliban yang kemudian membunuhnya?



Karena dia ingin segera mungkin terjadi perdamaian. Dia mendapat info bahwa pria itu datang membawa pesan dari Taliban untuk bekerja sama dengan pemerintah. Dia sangat gembira. Rabbani saat itu baru pulang dari Islam Awakening Conference (di Teheran, Iran) dan baru cek kesehatan di Dubai. Begitu tiba di rumah, dia meminta orang itu diantar bertemu dirinya. Padahal biasanya ia istirahat dulu baru menemui tamu. Pria itu kemudian mendekati Rabbani dan mencium tangannya. Saat itulah ia menekan tombol di dalam bajunya, lalu bom yang disimpan di sorban pria itu meledak dan menewaskan Rabbani.

Bagaimana hasil terbaru dari investigasi? Siapa otak pelakunya?

Pendukung Rabbani di komisi investigasi mengumumkan rencana (pembunuhan Rabbani ) dibuat di luar Afganistan. Dalam waktu dekat akan diumumkan otak pelakunya. Ada orang di dalam dan di luar negeri ini sebagai otak pelakunya.

Apa motif pembunuhan Rabbani?
Pemerintah mengumumkan hal ini berkaitan dengan proses perdamaian yang berjalan, dan Rabbani berkeinginan kuat untuk terjadi perdamaian. Taliban tidak ingin perdamaian.

Taliban mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Rabbani. Bagaimana sikap pemerintah Afganistan?
Tidak ada keraguan Taliban membunuh Rabbani. Tapi mengapa Taliban tidak setuju (perdamaian)? Sebab, peristiwa ini (perdamaian) sangat penting bagi Afganistan. Taliban tahu power Rabbani dan pengaruhnya terhadap masyarakat Afganistan. Jadi mereka (Taliban) takut Rabbani akan mengambil alih kekuasaan.

Rabbani, saat diwawancarai Tempo pada Juli lalu di Jakarta, mengatakan Pakistan menjadi kunci perdamaian di Afganistan. Menurut Anda, apa makna pesan itu sekarang?

Pernyataan Rabbani bukan ditujukan kepada semua warga Pakistan, melainkan kepada beberapa pejabat intelijen Pakistan (Inter-Services Intelligences/ISI) yang mendukung Taliban. Tanpa dukungan mereka, bagaimana mungkin Taliban bisa masuk ke Afganistan, mendapatkan senjata, dan memberikan latihan militer kepada siswa-siswa madrasah. Markas Taliban di Quetta berjarak sekitar 100 kilometer dari rumah Presiden Pakistan. Di sana, Umar Patek, Usamah bin Ladin, dan dua otak pelaku peristiwa 11 September tinggal. Mereka dapat visa dari Pakistan. Setiap teroris mendapat visa dari Pakistan.

Apakah pemerintah Afganistan akan mengubah strategi dalam pembicaraan damai setelah Rabbani tiada?
Mungkin kami akan mengubah cara untuk melanjutkan proses perdamaian. Kami akan tetap menyertakan Taliban dalam perundingan. Kami juga akan mengikutsertakan Pakistan.

Apakah Rabbani pernah membahas proses perdamaian dengan Perdana Menteri Pakistan Yusuf Raza Gilani?
Rabbani telah meminta Gilani membantu kami menyelesaikan aksi kekerasan di Afganistan. Hal ini sangat bermanfaat bagi kami dan bagi Pakistan. Sebab, akan sangat berbahaya bagi Pakistan jika membiarkan teroris hidup di Pakistan.


Advertising
Advertising

***

Berita terkait

Serangan Sadis ISIS di Masjid Syiah Afganistan, 28 OrangTewas

26 Agustus 2017

Serangan Sadis ISIS di Masjid Syiah Afganistan, 28 OrangTewas

Empat orang milisi ISIS melakukan serangan beruntun berupa ledakan bom bunuh diri dan rentetan tembakan di masjid Syiah di Kabul. Sebanyak 28 orang tewas.

Baca Selengkapnya

Ubah Pendirian, Donald Trump Akan Tambah Pasukan ke Afganistan

22 Agustus 2017

Ubah Pendirian, Donald Trump Akan Tambah Pasukan ke Afganistan

Donald Trump memastikan akan menambah jumlah tentara Amerika Serikat ke Afganistan dalam pidato pada Senin malam

Baca Selengkapnya

Rusia Diduga Pasok Senjata ke Taliban di Afganistan, Ini Buktinya

26 Juli 2017

Rusia Diduga Pasok Senjata ke Taliban di Afganistan, Ini Buktinya

Rusia diduga kuat menjadi pemasok senjata canggih bagi gerilyawan Taliban di Afghanistan

Baca Selengkapnya

Ledakan Bom Bunuh Diri di Afganistan, 13 Orang Tewas

28 Mei 2017

Ledakan Bom Bunuh Diri di Afganistan, 13 Orang Tewas

Semua korban akibat bom bunuh diri di Afganistan dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Baca Selengkapnya

Pemimpin ISIS di Afganistan Tewas Dibunuh Koalisi AS

8 Mei 2017

Pemimpin ISIS di Afganistan Tewas Dibunuh Koalisi AS

Pemimpin ISIS Afganistan Abdul Hasib, tewas dalam sebuah operasi pasukan koalisi AS dan Afganistan

Baca Selengkapnya

ISIS Mengaku Bertanggung Jawab atas Ledakan Hebat di Kabul

3 Mei 2017

ISIS Mengaku Bertanggung Jawab atas Ledakan Hebat di Kabul

Setidaknya delapan warga sipil Afganistan tewas dan 22 korban lainnya luka-luka, termasuk tiga anggota militer Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Ledakan Hebat Menghantam Kabul, Konvoi NATO Jadi Sasaran

3 Mei 2017

Ledakan Hebat Menghantam Kabul, Konvoi NATO Jadi Sasaran

Ledakan hebat menghantam Kabul, ibu kota Afganistan dan menewaskan beberapa

Baca Selengkapnya

Taliban Membunuh 8 Polisi Afganistan  

25 April 2017

Taliban Membunuh 8 Polisi Afganistan  

Serangan Taliban yang menewaskan delapan polisi Afganistan bersamaan dengan kunjungan Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis ke Afganistan.

Baca Selengkapnya

Kronologi Teror Taliban Tewaskan 140 Prajurit Afganistan  

23 April 2017

Kronologi Teror Taliban Tewaskan 140 Prajurit Afganistan  

Serangan Taliban ke markas militer Afghanistan mengagetkan para prajurit. Mereka bingung dan sempat dilarang menembak. Berikut kronologis.

Baca Selengkapnya

Taliban Serang Markas Militer Afganistan, 140 Prajurit Tewas  

22 April 2017

Taliban Serang Markas Militer Afganistan, 140 Prajurit Tewas  

Milisi Taliban menyerang markas tentara Afganistan di provinsi Balkh saat sembahyang Jumat, 140 prajurit Afganistan tewas dan 160 orang terluka.

Baca Selengkapnya