TEMPO Interaktif, Kairo - Ikhwanul Muslimin mengancam akan memboikot pemilihan umum Mesir yang kini dikusai oleh kelompok militer. Langkah Ikhwan diikuti oleh 59 partai politik lainnya. Mereka menuntut peraturan pemilu diubah hingga Ahad. "Selama aturan tersebut belum diamandemen, kami menolak pemilu."
Sikap boikot itu disampaikan dalam sebuah pernyataan bersama aliansi partai politik lainnya yang disampaikan kepada publik, Rabu, 28 September 2011, sebagai tanggapan atas rencana militer menggelar pemilu pada November depan.
Salah satu butir penyataan itu menyebutkan bahwa perubahan itu dimaksudkan untuk menghalangi para pendukung bekas Presiden Husni Mubarak yang ditumbangkan oleh demonstran, Februari lalu, untuk mengikuti pemilu.
"Kami akan memboikot (pemilu) jika mereka memberikan tanggapan positif terhadap keinginan kami hingga Ahad depan," ujar Sayyid al-Badawi, pimpinan Partai Wafd, kepada kantor berita Reuters.
Setelah Partai Demokratik Nasional pimpinan Mubarak yang dibubarkan pemerintah, partai terbesar di Mesir adalah Partai Kebebasan milik gerakan Ikhwanul Muslimin serta Partai Keadilan.
Selasa kemarin, Dewan Militer selaku penguasa Mesir mengumumkan bahwa pemilihan umum akan dimulai pada 28 November 2011. Untuk perhelatan tersebut, pemerintah mengundang seluruh calon peserta untuk proses pendaftaran hingga 12 Oktober.
Untuk bisa berkuasa di Dewan, partai poliitk akan berkompetisi hingga mendapatkan dua pertiga kursi di DPR dan parlemen. Pemerintah juga mengalokasikan kursi bagi perwakilan perorangan.
Badawi mengatakan partai politik ingin bisa menempatkan calon-calonnya di kursi parlemen dan perwakilan perorangan. "Kami menolak pasal tersebut hingga ada perubahan," ujarnya dalam sebuah pernyataan yang diteken oleh kelompok the Democratic Alliance, termasuk Ikwanul Muslimin dan Partai Keadilan.
AL JAZEERA | CA
Berita terkait
Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui
8 September 2017
Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu
Baca SelengkapnyaMesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan
31 Agustus 2017
Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.
Baca SelengkapnyaPPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat
10 Agustus 2017
Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir
Baca SelengkapnyaMesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika
24 Juli 2017
Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.
Baca SelengkapnyaBeri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui
15 Juni 2017
Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.
Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas
27 Mei 2017
Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.
Baca SelengkapnyaTuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat
8 Mei 2017
Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad
Baca SelengkapnyaMesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek
6 Mei 2017
Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.
Baca SelengkapnyaMesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia
5 Mei 2017
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.
Baca SelengkapnyaSeniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia
4 Mei 2017
Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.
Baca Selengkapnya