TEMPO Interaktif, Washington - Menjelang momentum 10 tahun setelah serangan teroris 11 September 2001, kota-kota besar Amerika Serikat terlihat bersiaga penuh. Meski demikian, Presiden Barack Obama yakin saat ini Amerika semakin kuat sedangkan kelompok Al-Qaidah semakin lemah. "Mereka menuju kekalahan," katanya kemarin.
Situasi waspada itu terlihat antara lain di Washington. Belasan anjing pelacak polisi dikerahkan di kereta api bawah tanah kota itu. Polisi juga memeriksa semua kendaraan yang melintas di Jembatan Brooklyn, New York. Adapun di Lower Manhattan, hanya beberapa blok dari Ground Zero, area bekas menara kembar WTC, sejumlah kendaraan polisi bersiaga.
Warga tak keberatan dengan kesiagaan yang mencolok itu. “Oke saja,” kata Wolfgang Klebe, warga setempat. “Ini 9/11, Baby,” ucap seorang pejabat keamanan di New York kemarin.
Kesiagaan itu dilakukan tak lepas dari adanya informasi bahwa ada rencana serangan teroris dengan bom mobil. Informasi juga menyebutkan rencana serangan itu dibantu pemimpin Al-Qaidah, Ayman al-Zawahiri. Targetnya adalah kawasan-kawasan di New York atau Washington.
Kamis lalu para petinggi AS juga menerima informasi adanya dua pria dari Afganistan, mungkin berkewarganegaraan Amerika, yang masuk ke negeri itu sejak pekan lalu. Tapi, menurut pejabat kontraterorisme, informasi itu belum dikonfirmasi. Termasuk mencakup deskripsi fisik dua pria itu yang masih samar--salah satu digambarkan setinggi 5 kaki (sekitar 152 sentimeter), lainnya 5-8 kaki---dan nama depan salah satunya adalah Sulaiman. “Semua informasi sangat-sangat samar,” kata seorang pejabat penegak hukum.
Pemerintah Amerika sudah lama sadar para teroris mencermati 10 tahun peringatan serangan 11 September sebagai kesempatan manis untuk membalas kematian Usamah bin Ladin. Di London, Inggris memperingatkan warganya yang akan pergi ke Amerika Serikat mengenai kemungkinan teroris yang “membidik tempat-tempat yang kerap dikunjungi ekspatriat atau orang asing”.
Barack Obama meyakini kekuatan Al-Qaidah telah melemah akibat upaya tak kenal lelah Amerika Serikat dalam satu dekade terakhir. Namun diakuinya kelompok-kelompok teroris akan terus membidik Amerika. “Ya, kami menghadapi musuh dan tak boleh membuat kesalahan. Mereka akan terus mencoba menyerang lagi. Kami tetap waspada,” ujarnya. Obama hari ini dijadwalkan mengunjungi tiga lokasi bekas serangan 11 September.
Rudolph Giuliani, Wali Kota New York saat terjadinya serangan 2001, mewanti-wanti bahwa Amerika masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan agar selalu siap. Dia mengecam Obama, yang memutuskan penarikan sekitar 33 ribu tentara Amerika dari Afganistan pada September 2012. Obama juga berencana membawa pulang seluruh kekuatan tempur pada 2014.
THE NEW YORK TIMES | AP | REUTERS | CHICAGO SUN-TIMES | ASIONE | DWI ARJANTO
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya