TEMPO Interaktif, Washington - Sebuah kampanye untuk menghancurkan Facebook beredar di dunia maya oleh seseorang yang tidak diketahui identitasnya. Kampanye dengan kata sandi “Operasi Facebook” itu menyerukan pembasmian Facebook pada 5 November mendatang.
Penyelenggara kampanye itu telah membuat akun di Twitter: @OP_Facebook dan diserbaluaskan lewat situs YouTube. Perang terhadap Facebook ini diyakini dijalankan oleh sekelompok pembobol situs web yang memiliki kaitan dengan LulzSec, sebuah organisasi pembobol yang menyerang situs-situs badan keamanan negara-negara dengan sandi operasi “Antisec”.
Dalam siaran persnya penggagas kampanye itu menilai Facebook lebih mengetahui Anda ketimbang keluarga sendiri. “Facebook telah menjual informasi kepada lembaga-lembaga pemerintah dan memberikan akses informasi kepada gerakan-gerakan rahasia terhadap perusahaan keamanan, sehingga mereka bisa mengintai orang sejagat.”
Saat ini pengguna Facebook diperkirakan 750 juta dan bakal mencapai 1 miliar akhir tahun ini. Penggagas kampanye menyerukan pembunuhan Facebook untuk keselamatan hal-hal pribadi.
Tanggal 5 November yang dipilih sebagai hari pembunuhan Facebook bertepatan dengan kegagalan rencana Guy Fawkes meledakkan gedung parlemen Inggris di London pada 1605. Fawkes ditemukan bersembunyi dengan bahan peledak di Istana Westminster. Ia tewas bunuh diri saat akan digantung pada Januari 1606.
PC MAGAZINE | FAISAL ASSEGAF
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya