Pasca Kematian Bin Ladin, Sentimen Anti-Islam Naik di Amerika  

Reporter

Editor

Selasa, 26 Juli 2011 10:47 WIB

Osama bin Laden menggelar konferensi pers di Afganistan pada 26 Mei 1998. Pemerintah Amerika Serikat mengklaim menemukan jasad pemimpin Al-Qaeda itu pada Minggu, 1 Mei 2011 malam waktu setempat. REUTERS

TEMPO Interaktif, Washington - Kebencian warga Amerika Serikat terhadap Islam makin meningkat setelah kematian pendiri jaringan Al-Qaidah, Usamah Bin Ladin. Kesimpulan ini muncul dalam jajak pendapat yang dilakukan para peneliti dari Ohio State University School of Communication, Cornell University's Survey Research Institute, dan the University of New Hampshire Survey Center.

Bin Ladin terbunuh lewat serbuan pasukan khusus SEAL di lokasi persembunyiannya di Kota Abbottabad, Pakistan, 1 Mei lalu. Ia terbunuh dengan dua luka tembak: di dada dan kepala.

Survei itu dilakukan dua kali, yaitu pada 7 April-1 Mei terhadap 500 responden dan 2-24 Mei terhadap 341 orang. Hasilnya, 34 persen menilai keberadaan muslim di Amerika makin meningkatkan risiko negara itu diserang oleh teroris. Angka itu naik dari 27 persen pada poling pertama.

Orang Amerika juga makin banyak yang tidak bertetangga dengan kalangan Muslim. Angka ini naik dari 9 persen pada survei pertama menjadi 20 persen. Sebanyak 24 persen responden menganggap kehadiran orang-orang Muslim membuat Amerika makin berbahaya.

Menurut Erick Nisbet, peneliti dari Ohio State University, lantaran begitu berlimpahnya pemberitaan kematian Bin Ladin, warga Amerika menjadi teringat lagi akan terorisme dan serangan 11 September 2001. “Itu membuat orang berpikir mengenai Islam dalam konteks terorisme,” katanya.

Berita-berita yang meningkat sentimen anti-Islam itu lantaran media memusatkan berita terbunuhnya Bin Ladin pada terorisme, pandangan agama Bin Ladin, dan peranan Pakistan yang berpenduduk mayoritas Islam dalam melindungi lelaki 57 tahun itu.

CTV | CHRISTIAN CENTURY | FAISAL ASSEGAF


Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya