TEMPO Interaktif, New York - Dugaan konspirasi dalam kasus kekerasan seksual yang menjerat mantan Direktur Pelaksana IMF Dominique Strauss-Kahn kian menguat. Kepala keamanan hotel diketahui melakukan sambungan telepon dengan pihak istana Nicolas Sarkozy, hanya beberapa menit sebelum kasus dugaan kekerasan seksual berlangsung.
Pihak oposisi Prancis dari Partai Sosial mempertanyakan apakah ada keterlibatan resmi dalam penangkapan Strauss-Kahn. Berdasarkan survei, seperti yang ditulis The Telegraph, Senin, 11 Juli 2011, Strauss-Kahn yang berasal dari Partai Sosial merupakan kandidat favorit untuk menjadi calon presiden tahun depan.
Sejak Strauss-Kahn ditahan pada 14 Mei lalu, muncul dugaan bahwa ia merupakan korban konspirasi yang melibatkan grup Hotel Accor dari Prancis yang antara lain memiliki Sofitel Hotel di Manhattan, tempat kekerasan seksual diduga berlangsung. "Masih belum jelas tindakan Sofitel dari grup manajemen Accor, tapi bisa saja ada keterkaitan sebelum dan sesudah kejadian," kata François Loncle, anggota parlemen Prancis dari Partai Sosial.
Kepala keamanan Accor René-Georges Querry membantah tuduhan konspirasi tersebut. Ia menyatakan menerima telepon pada 11.45 malam waktu Prancis, kira-kira satu jam setelah Strauss-Kahn ditahan.
Querry menyatakan menelepon Ange Mancini, Koordinator Intelijen Nasional Prancis. Ia meneleponnya karena jabatannya dan karena Mancini merupakan teman baik. Querry sebelumnya merupakan seorang anggota polisi senior sebelum ia pindah bekerja ke sektor swasta.
AQIDA SWAMURTI
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya