TEMPO Interaktif, London - Peretas yang diduga menyerang situs agen Badan Intelijen Amerika Serikat atau CIA ternyata masih berusia sangat muda. Ryan Cleary baru berusia 19 tahun dan mengidap autis. Pengadilan menyebut ia memiliki kekuatan yang besar di Internet untuk menyerang siapa pun yang ia tidak sukai di dunia maya.
Ryan dituduh telah menyerang 100.000 komputer di seluruh dunia. Ia juga merupakan anggota kunci dari grup peretas bernama Lulsec. Seperti yang ditulis oleh Daily Mail, Minggu 26 Juni 2011, Ryan ditahan di rumahnya di Essex, Inggris, dalam operasi gabungan antara FBI dan Skotlandia.
Ryan mendapatkan uang jaminan di Pengadilan Westminster Magistrates, London, namun jaksa menolak keputusan itu. Artinya, Ryan harus tetap dalam tahanan hingga kasusnya diadili lagi hari Senin ini. Di pengadilan, disebutkan Ryan didiagnosa mengidap syndrom Asperger, yakni sejenis autis.
Kasus yang menimpa Ryan ini berlangsung paralel dengan kasus yang menimpa Gary McKinnon yang juga mengidap Asperger. Saat ini ia sedang dalam proses diekstradisi ke Amerika atas kasus tuduhan meretas komputer militer Amerika.
Ryan mengakui membobol sistem, termasuk sistem NASA dan Pentagon. Namun, ia mengatakan tujuannya adalah untuk mendapatkan bukti keberadaan UFO.
AQIDA SWAMURTI
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya