TEMPO Interaktif, California - Setelah lebih dari dua pekan diserang stroke, peramal kiamat Harold Camping masih menjalani perawatan. Lantaran kesehatannya belum pulih, penganut Kristen Evangelis dari California, Amerika Serikat, ini memutuskan menghentikan khotbah yang biasa disampaikan melalui jaringan Family Radio miliknya.
Mulai bulan depan, manajemen akan membuat program baru untuk menggantikan acara “Open Show, yang dibawakan oleh Camping. Selama satu setengah jam, Camping bakal berdialog dengan pengikut dan para pendengar mengenai datangnya kimat. “Kami akan memiliki program lain di jam yang sama,” kata sekretaris departemen program Family Radio Judi Rathbone.
Camping, 89 tahun, mengalami stroke saat sedang berkhotbah melalui radionya pada 9 Juni lalu. Acara langsung dihentikan karena ia kesulitan berbicara. Ia lantas dilarikan ke rumah sakit karena bagian tubuh sebelah kanannya lumpuh. Hingga kini, ia masih menjalani proses pemulihan.
Sejumlah pihak menilai serangan stroke terhadap Camping itu sebagai azab dari Tuhan. “Tuhan dalam Injil menilai dan menghukum. Hukuman itu berlaku bagi para penentang,” kata Erick Thoennes, profesor ilmu Injil dan teologi dari Biola University kepada Christian Post. Ia menambahkan azab dari Tuhan juga bisa berlaku bagi sekelompok orang, bangsa, atau gereja.
Nama Camping dikenal luas di senatero dunia karena telah dua kali gagal meramal datangnya kiamat. Ia pertama kali salah memprediksi tibanya Hari Akhir pada 1994. Kemudian ia mengungkapkan kiamat bakal terjadi pada 21 Mei lalu.
Setelah tiga hari bersembunyi lantaran perkiraannya meleset, Camping muncul lagi di depan publi dengan jadwal baru kiamat. Menurut lelaki tua renta ini, Hari Kehancuran baru datang lima bulan lagi, yakni pada 21 Oktober mendatang.
IB Times/Christian Post/Faisal Assegaf
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya