TEMPO Interaktif, Washington - Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan mengendurkan perang di Afganistan. Hal itu terungkap ketika dia mengumumkan rencana menarik pulang 10 ribu tentara Amerika dalam waktu kurang dari setahun, Rabu 22 Juni 2011.
Menurut seorang pejabat senior Departemen Pertahanan, dalam satu pidato penting Gedung Putih, Obama bakal melansir sebuah fase penarikan yang akan membawa 5.000 serdadu pulang musim panas ini dan 5.000 lagi pada musim dingin 2012 mendatang. Kerangka waktu itu memungkinkan para komandan militer mempertahankan tingkat pasukan yang tinggi di Afganistan selama dua musim terakhir pertempuran krusial.
Pengumuman tersebut merupakan ujung dari spekulasi arah masa depan keterlibatan Amerika di Afganistan, hampir 10 tahun usai serangan 11 September di Amerika Serikat yang memicu perang di mana Amerika dan kekuatan Barat lainnya tak mampu menumpas Taliban.
Obama mencapai keputusan itu sepekan setelah menerima opsi-opsi luas dari Jenderal David Petraeus, komandan tertinggi Amerika dan NATO di Afganistan. Obama juga mendapat informasi dari para penasihat keamanan nasional seniornya, termasuk Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri, atas rencana semalam.
“Presiden adalah panglima tertinggi,” ujar Juru Bicara Gedung Putih, Jay Carney. “Dia bertanggung jawab untuk proses ini, dan dia telah membuat keputusan.”
Obama juga tengah menimbang batas waktu membawa pulang 20 ribu dari 30 ribu tentara “yang tersisa” yang sudah dia perintahkan sebagai bagian keputusan pada Desember 2009 untuk mengirim bala bantuan membalikkan momentum perang atas Taliban. Rangkaian penarikan itu akan menempatkan Afganistan sebagai pengontrol keamanan pada 2014 dan akhirnya menggeser militer Amerika dari peran tempur ke misi untuk melatih dan mendukung kekuatan Afganistan.
Saat ini terdapat sekitar 100 ribu personel Amerika di negara itu, tiga kali lebih banyak dibanding saat Obama mulai berkuasa. Hingga kemarin sedikitnya 1.619 anggota militer Amerika tewas di Afganistan sejak akhir 2001. Versi Associated Press, 15.22 tentara Amerika yang tewas di negeri itu.
AP I REUTERS I DA
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya