TEMPO Interaktif, Washington - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengeluarkan peringatan kepada warganya agar menghindari beberapa wilayah di Filipina terkait aktivitas teroris di wilayah itu. Dalam peringatan yang dikeluarkan Selasa kemarin, 14 uni 2011, Amerika menyebut Pulau Mindanao dan Kepulauan Sulu sebagai daerah paling berisiko. Namun, kata mereka, serangan dapat terjadi di mana saja termasuk di ibu kota negara itu, Manila.
"Lokasi target kemungkinan di tempat-tempat umum seperti bandara, pusat perbelanjaan, pusat konferensi dan tempat publik lainnya," kata Departemen Luar negeri Amerika. Dalam peringatan juga disebutkan warganya harus "ekstra hati-hati" jika melakukan perjalanan ke Mindanao atau kelulauan Sulu dan kawasan-kawasan yang sering menjadi target serangan bom teroris. Untuk pegawai pemerintah Amerika, mereka harus minta izin sebelum melakukan perjalanan ke dua lokasi itu.
Departemen Luar Negeri Amerika mencatat bahwa penyanderaan untuk meminta uang tebusan sering terjadi di Filipina dan targetnya adalah orang-orang asing. Filipina sudah lama menghadapi pemberontakan, termasuk pemberontakan 33 tahun oleh 12 ribu anggota Fron Pembebasan Islam Moro, yang berusaha memerdekakan diri sebagai negara Islam di Mindanao.
STRAITS TIMES | SUNARIAH
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya