Skandal Bahan Beracun di Cina, 74 Orang Ditahan  

Reporter

Editor

Rabu, 1 Juni 2011 06:55 WIB

Bakteri yang mampu bertahan dalam arsenik. Foto: NASA/ sciencedaily.com

TEMPO Interaktif, Beijing - Otoritas Cina menahan 74 orang dan menutup ratusan pabrik setelah meningkatnya kekhawatiran di kalangan warga tentang penggunaan bahan beracun dalam produk industri. Langkah itu diambil pemerintah provinsi Zhejiang, timur Cina, setelah ratusan orang, sebagian besar anak-anak, jatuh sakit karena keracunan kadmium dan timbal.

Menurut Pemerintah Zhejiang, seperti dilaporkan kemarin, Selasa, 31 Mei 2011, 74 orang itu ditahan terkait pencemaran yang menyebabkan 172 orang, 153 di antaranya anak-anak, yang tinggal di dekat sebuah pabrik baterai di Kota Taizhou sakit. Dalam pernyataan di situsnya, pemerintah juga mengatakan menghentikan aliran air dan listrik ke 652 pabrik.

Salah satu dari 74 orang tersebut adalah manajer pabrik baterai Taizhou Suqi Storage Batteray Co.. Dia ditahan akhir Maret lalu. Pemerintah juga memberhentikan tiga petugasnya yang dianggap tak menjalankan tugasnya sebagai pengawas pabrik setelah hasil tes memperlihatkan banyak penduduk yang darahnya mengandung timbal dalam jumlah tinggi. Mereka telah diserahkan ke polisi untuk kemungkinan diseret ke meja hijau.

Keracunan timbal dapat menyebabkan gelisah dan merusak sistem reproduksi dan otot, terutama bagi anak-anak. Taizhou sendiri merupakan daerah dengan angka keracunan paling tinggi di antara kota lainnya di Zhejiang karena kota ini merupakan pusat produksi baterai.

Keracunan juga menimpa penduduk di county Deging, Zhejiang. Dari 332 orang penduduk yang tinggal di dekat pabrik pembuat asam timbal baterai sepeda motor dan mengikuti tes darah akhir April lalu, 53 di antaranya dilarikan ke rumah sakit karena darah mereka mengandung timbal di atas ambang normal.

Menurut pemerintah, sebelum penahanan mereka menggelar investigasi selama dua bulan terhadap timbal dalam baterai dan pabrik lapis baja. Hasil investigasi itulah yang kemudian dipakai untuk memberangus pabrik nakal tersebut. Langkah keras ini diambil untuk mencegah dan mengurangi pencemaran lingkungan oleh racun seperti timbal, cadmium, merkuri, chromium, dan logam berbahaya lainnya.

AP | BBC | CHANNEL NEWS ASIA | SUNARIAH

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

12 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

21 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

3 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya