TEMPO Interaktif, Jakarta - Raja real estate Donald Trump mengatakan pada hari Senin bahwa ia tidak akan mencalonkan diri sebagai presiden Amerika Serikat pada tahun 2012.
Pembawa acara "Celebrity Apprentice" NBC-TV itu mengatakan keputusannya menyusul pembicaraan dan refleksi yang cukup setelah berminggu-minggu kampanye tidak resmi.
Meskipun menyatakan mundur, Trump tetap bersikeras bahwa ia bisa memenangkan jalan ke Gedung Putih. "Saya mempertahankan keyakinan kuat bahwa jika saya maju, saya akan mampu memenangkan pemilihan primer dan akhirnya, pemilihan umum," kata Trump dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya kemungkinan pencalonan Trump dalam pemilu 2012 telah mendominasi politik Amerika saat ia bersikeras bahwa ia mempertimbangkan untuk maju sebagai calon dari Partai Republik.
Tapi, langkahnya mempertanyakan tanpa henti tempat kelahiran Presiden Obama menyebabkan banyak kritik atas potensi pencalonannya. Peluangnya semakin redup setelah pembunuhan Usamah bin Ladin pada awal Mei.
Setelah memimpin dalam jajak pendapat GOP pada awal April, Trump telah jatuh secara dramatis dalam banyak survei pada akhir bulan.
Keputusan Trump itu dinilai tidak memiliki pengaruh apa pun atas persaingan di Partai Republik. "Dia bukan merupakan calon serius," kata pengumpul pendapat umum Partai Republik, Whit Ayres, yang memberikan saran mantan duta besar ke Cina, Jon Huntsman, sebagai calon potensial.
"Dia (Trump) adalah seorang bintang reality show yang mencoba untuk meningkatkan ratingnya," tambah Ayres.
REUTERS | LATIMES | ERWIN Z
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya