Protes Pembakaran Al-Quran Meluas, 9 Tewas

Reporter

Editor

Minggu, 3 April 2011 13:24 WIB

Tentara Amerika Serikat berjaga-jaga setelah terjadi penyerangan di markas PBB, di Kabul, Afganistan(2/4). AP/Musadeq Sadeq
TEMPO Interaktif, Kandahar - Sehari setelah pembunuhan tujuh pekerja PBB, protes terhadap pembakaran Al-Quran di Afhganistan berujung kian meluas. Di Kandahar demonstrasi berujung pada kekerasan setelah massa bentrok dengan polisi. Akibatnya, 9 orang tewas.

Di Kandahar, yang dikenal sebagai markas Taliban, sejumlah pengunjuk rasa membawa bendera Taliban dan meneriakkan yel, "Hidup Taliban" dan "Bunuh Amerika". Massa marah setelah pendeta Terry Jones membakar Al-Quran pada 20 Maret lalu di Florida, Amerika Serikat.

Menurut Abdul Qayoum Pakhla, Pejabat Departemen Kesehatan setempat, sebanyak 9 tewas dan 81 orang luka. Adapun Zalmai Ayoubi, juru bicara gubernur setempat, massa juga menyerah sekolah menengah atas khusus perempuan, mereka juga membakar kelas dan bus sekolah.

Juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid membantah Taliban terlibat dalam kerusuhan di Maszar-e-Shareef dan Kandahar. "Ini adalah reaksi dari rakyat Afghanistan," kata dia.

Sebelumnya, tujuh pekerja PBB tewas dibunuh di Mazar-e- Sharif, Afganistan. Dua di antaranya dipenggal oleh demonstran yang protes pembakaran Al-Quran di gereja Florida, Amerika Serikat.

The Telegraph, Sabtu (2/4) menyebutkan korban serangan paling keji kepada pekerja PBB itu termasuk lima petugas keamanan dari Nepal, dan pekerja sipil dari Norwegia, Swedia, dan Rumania. Dalam peristiwa itu, selain pekerja PBB, empat penduduk lokal juga ikut terbunuh.

Pejabat PBB kepada Daily Telegraph menyatakan jumlah korban kemungkinan bertambah hingga 20 orang. Dalam peristiwa itu, beredar kabar bahwa seorang Kepala Asisten Militer PBB juga ikut terluka. Namun kabar ini belum dapat dipastikan.

Penduduk setempat menyatakan sekitar 2.000 orang demonstran menyerang penjaga keamanan PBB di luar Unama. Demonstran merampas senjata mereka, lalu menggunakannya untuk menembaki polisi.

Presiden Barack Obama mengecam pembakaran Al Quran oleh seorang pendeta di Amerika Serikat. Dia mengemukakan hal itu menyusul demonstrasi besar yang menyebabkan 17 orang tewas di Afgfhanistan.

"Penodaan atas setiap naskah suci, termasuk Al Qur`an, adalah sangat tidak toleran dan fanatik," kata Obama dalam pernyataan untuk menghormati mereka yang tewas dalam serangan itu. "Namun, menyerang dan membunuh orang yang tidak bersalah sebagai pembalasannya adalah perbuatan melampaui batas kemanusiaan," ujar Obama.

NY TIMES | REUTERS | PGR

Berita terkait

Presiden Afganistan Bertemu Jusuf Kalla, Bahas Masalah Perdamaian

6 April 2017

Presiden Afganistan Bertemu Jusuf Kalla, Bahas Masalah Perdamaian

Wakil Presiden Jusuf Kalla bertemu Presiden Afganistan Mohammad Ashraf Ghani di Hotel Shangri-La, Jakarta, hari ini.

Baca Selengkapnya

Presiden Afganistan Ashraf Ghani dan Jokowi Akan Teken 5 MOU

5 April 2017

Presiden Afganistan Ashraf Ghani dan Jokowi Akan Teken 5 MOU

Presiden Joko Widodo dan Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani akan bertemu di Istana dengan agenda penandatanganan 5 MoU.

Baca Selengkapnya

Presiden Afganistan Berkunjung ke Jakarta

30 Maret 2017

Presiden Afganistan Berkunjung ke Jakarta

Presiden Ashraf Ghani juga akan bertemu ulama dan mengunjungi Mesjid Istiqlal.

Baca Selengkapnya

Keterkaitan Antara Borobudur dengan Lembah Bamiyan

10 Januari 2017

Keterkaitan Antara Borobudur dengan Lembah Bamiyan

Indonesia dan Afganistan menggelar pameran bersama tentang
pengaruh Buddha melalui situs.

Baca Selengkapnya

10 Pejabat Afganistan Belajar Pertanian di Indonesia

12 November 2016

10 Pejabat Afganistan Belajar Pertanian di Indonesia

Selama pelatihan, 10 pejabat Afganistan mempelajari beragam topik berkaitan dengan kebijakan ketahanan pangan pemerintah Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dubes Afganistan: Negeri Kami Sedang Berbenah

29 September 2016

Dubes Afganistan: Negeri Kami Sedang Berbenah

Afganistan ingin menjalin hubungan yang lebih erat dengan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tak Pernah Dijajah, Taliban Membuat Afganistan Terpuruk

23 September 2016

Tak Pernah Dijajah, Taliban Membuat Afganistan Terpuruk

Perjanjian persahabatan Indonesia-Afganistan pertama diteken pada 24 April 1955. Presiden pertama Indonesia, Soekarno mengunjungi Afganistan pada 1961

Baca Selengkapnya

KPU Pilih Ashraf Ghani Jadi Presiden Afganistan  

22 September 2014

KPU Pilih Ashraf Ghani Jadi Presiden Afganistan  

Angka hasil akhir penghitungan suara tidak diumumkan karena potensi
kekerasan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Melatih 25 Polwan Afganistan  

19 Februari 2014

Indonesia Melatih 25 Polwan Afganistan  

Para polwan itu dipersiapkan untuk mengamankan pemilihan presiden Afganistan April mendatang.

Baca Selengkapnya

Ledakan di Afganistan, 10 Anak Tewas  

17 Desember 2012

Ledakan di Afganistan, 10 Anak Tewas  

Korban tewas saat sedang mengumpulkan kayu bakar.

Baca Selengkapnya