Revolusi Mesir 'Menular' ke Yaman, Aljazair, dan Iran

Reporter

Editor

Senin, 14 Februari 2011 06:37 WIB

Demonstran merayakan pengunduran diri Presiden Mesir Hosni Mubarak di Tahrir Square, Kairo, Mesir (11/2). AP/Khalil Hamra
TEMPO Interaktif, Sanaa - Revolusi Mesir mulai menular ke beberapa negara lain. Dalam dua hari terakhir, gelombang demonstrasi menghangatkan Yaman, Aljazair, dan Iran, menuntut mundur penguasa. Di Yaman, misalnya, sekurangnya seribu orang berjalan menuju istana presiden di Kota Sanaa menuntut Presiden Ali Abdullah Saleh turun dari jabatan.

Sehari sebelumnya, demo yang diikuti sekitar 2.000 orang juga menggoyang Yaman. Tuntutan mereka sama, yakni Presiden Ali Abdullah Saleh turun dari jabatannya setelah berkuasa selama tiga dekade. "Kami ingin rezim jatuh. Revolusi di Yaman, setelah Revolusi Mesir," teriak para demonstran. Dalam demo ini, bentrokan demonstran dengan polisi tak terelakkan. Puluhan pendemo ditangkap di Sanaa dan Kota Taiz.

Sebelumnya, Saleh pernah mengatakan akan meletakkan jabatannya pada 2013. Menurut pengakuan tokoh oposisi Mohammade Basindwa, Presiden Saleh mengundang oposisi berdialog membahas tuntutan mundur tersebut. "Oposisi tidak menolak undangan Presiden," kata Basindwa, yang juga mantan Menteri Luar Negeri. Namun ia mensyaratkan pembahasan itu melibatkan pengamat dari negara-negara Barat dan kawasan Teluk.

Aksi protes juga merebak di Aljazair kemarin. Ribuan polisi dikerahkan memblokade jalan agar para demonstran agar tidak memasuki ibu kota negara. Mereka marah terhadap Presiden Abdelaziz Bouteflika, yang menangkapi para demonstran saat menyaksikan tergulingnya Presiden Mesir Husni Mubarak pada Jumat lalu. Saat menyaksikan tayangan tersebut, ribuan demonstran berteriak, "Bouteflika out!"

Dalam aksi protes kemarin, sebagian besar pendemo datang dari kelompok Islam radikal yang dilarang pemerintah pada 1990-an. Namun kelompok ini masih memiliki pengaruh kuat di masyarakat lapisan bawah.

Gelombang protes lainnya digelar sekitar 200 warga Aljazair di Montreal, Kanada, kemarin. "Kami ingin diktator Bouteflika dan rezimnya berakhir, diganti dengan demokrasi," kata Zehira Houfani, penulis dan jurnalis independen.

Di Iran, para oposan menggelar demo untuk menentang penguasa di Bahrain dan Iran. Dalam pernyataan yang dimuat di Kaleme.com, mereka menuding pemerintah Iran munafik karena di satu sisi mendukung revolusi di Mesir, tapi di sisi lain melarang demo damai di negara tersebut.

REUTERS | STRAIT TIMES | MARIA RITA


Berita terkait

Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui

8 September 2017

Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui

Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu

Baca Selengkapnya

Mesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan

31 Agustus 2017

Mesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan

Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.

Baca Selengkapnya

PPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat

10 Agustus 2017

PPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat

Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir

Baca Selengkapnya

Mesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika  

24 Juli 2017

Mesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika  

Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.

Baca Selengkapnya

Beri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui

15 Juni 2017

Beri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui

Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.

Baca Selengkapnya

Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas  

27 Mei 2017

Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas  

Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.

Baca Selengkapnya

Tuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat

8 Mei 2017

Tuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat

Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad

Baca Selengkapnya

Mesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek

6 Mei 2017

Mesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek

Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.

Baca Selengkapnya

Mesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia

5 Mei 2017

Mesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.

Baca Selengkapnya

Seniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia

4 Mei 2017

Seniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia

Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.

Baca Selengkapnya