Diisukan Bukan Warga AS, Obama Dibela Gubernur Hawaii  

Reporter

Editor

Senin, 27 Desember 2010 04:51 WIB

Barack Obama. AP Photo/Pablo Martinez Monsivais
TEMPO Interaktif, Honolulu - Gubernur baru Hawaii, Neil Abercrombie, siap mementahkan semua tudingan yang dilontarkan para penentang Barack Obama yang menyebut Presiden Amerika Serikat itu bukan warga negara AS melainkan seorang penyelundup asing yang berupaya menghancurkan negara itu dari dalam.

Tudingan itu dilontarkan oleh sekelompok orang yang dikenal dengan nama The Birthers.

Abercrombie yang terpilih sebagai Gubernur Hawaii bulan lalu, menilai tuduhan itu tersebut tak berdasar karena ia sangat mengenal Obama dan kedua orang tuanya, Stanley Ann Dunham dan Barack Obama senior.

Maklum, Abercrombie adalah sahabat Ann Dunham dan suaminya, Obama senior yang pernah berkuliah di University of Hawaii dalam program pertukaran mahasiswa dari negara asalnya, Kenya.

Meski Abercrombie tak hadir saat Obama yunior lahir di rumah sakit Kapiolani Maternity and Gynaecological pada 4 Agustus 1961, ia sempat menjenguk sang bayi sesudahnya. Karenanya, ia menganggap keraguan terhadap status Presiden Obama sebagai warga negara AS merupakan penghinaan terhadap kedua mendiang sahabatnya.

"Obama sudah dewasa, ia bisa memikul semua tekanan. Tapi, tak pantas menerima perlakuan seperti ini di mana kedua orang tuanya dihina oleh sejumlah orang yang punya motivasi politis. Mari kita kubur desas-desus ini," kata Abercrombie.

Sang gubernur kini tengah bekerja sama dengan Jaksa Umum Hawaii dan departemen kesehatan untuk menemukan cara membeberkan bukti definitif tentang kelahiran Obama di Hawaii. Maklum, pembeberan dokumen itu secara sepenuhnya dilarang oleh undang-undang privasi negara.

Isu yang menyebut Obama bukan kelahiran Amerika pertama kali muncul saat kampanye pemilihan presiden pada 2008. Dalam upaya membantah isu tersebut, tim sukses Obama menunjukkan sertifikat kelahiran sang presiden dan mengizinkannya untuk diteliti oleh situs-situs penguji fakta yang kemudian menyatakan sertifikat tersebut otentik.

Tapi, para Birthers selalu menuntut bukti yang lebih kuat dan terus menepis semua fakta yang telah diungkapkan.

Orly Taitz, salah seorang Birther yang berasal dari California mengatakan meski pun Abercrombie bisa menunjukkan segalanya tentang keabsahan status Obama sebagai warga negara AS, ia mencurigai motif di balik upaya sang gubernur.

"Buat saya semua ini terkesan seperti sebuah upaya yang terkoordinasi. Begitu seorang sahabat Obama masuk ke kantor gubernur, ia akan memiliki akses kepada semua dokumen."

Taitz mengatakan ia baru akan puas jika ia dan seorang detektif pribadi yang menjadi rekan kerja samanya diberi akses kepada semua dokumen asli dan diizinkan menelitinya.

Awal bulan ini, seorang dokter angkatan bersenjata AS, Letnan Kolonel Terrence Lakin, dijatuhi hukuman 6 bulan penjara dipecat dari ketentaraan setelah tak melaksanakan tugas di Afghanistan dengan alasan perintah Obama sebagai komandan tertinggi adalah ilegal karena sang presiden lahir di negara asing.

Taitz mengatakan dirinya kini tengah mengupayakan agar kisah Lakin dipentaskan dalam sebuah drama musikal dan ia berharap komposer terkemuka Inggris, Andrew Lloyd Webber, menghubunginya.

GUARDIAN | A. RIJAL

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya