Tak Semua Tokoh Kaus Merah Bebas dengan Jaminan

Reporter

Editor

Kamis, 23 Desember 2010 18:50 WIB

Arisman Pongruangrong keluar hotel dengan dibantu oleh kelompok Kaos Merah di Bangkok, Thailand (16/4). AP Photo/Sakchai Lalit
TEMPO Interaktif, Bangkok -Sejumlah tokoh Kaus Merah yang anti pemerintah, yang kini ditahan mungkin tak bakal mendapat pembebasan dengan jaminan oleh pengadilan, khususnya mereka yang menghadapi tuduhan serius. Demikian disebutkan Wakil Perdana Menteri Thailand Suthep Thaugsuban hari ini di Bangkok.

Suthep menjawab pertanyaan soal pengajuan jaminan pembebasan untuk tujuh figur anggota inti kubu Kaus Merah atau United Front for Democracy against Dictatorship (UDD). Di bilang, menurut opininya, tak semua dari mereka bakal beroleh jaminan itu.

Pengecualian itu normal buat Departemen Investigasi Khusus (DSI), yang menangani kasus-kasus khusus semacam dugaan keterlibatan terorisme dan kepemilikan senjata api, dan para jaksa dan polisi yang menangani investigasi kasus-kasus mereka yang lain, permintaan pembebasan dengan jaminan bakal ditolak.

Ditambahkan Suthep, pengadilan Thailand yang bakal memutuskan jaminan, secara individual, berbasis pada seriusnya tuduhan-tuduhan dan perilaku pribadi masing-masing tersangka.

“Setelah para tersangka mengajukan permohonan pembebasan dengan jaminan, DSI dan polisi akan berkoordinasi dengan para jaksa menangani kasus-kasus itu akan memutuskan siapa yang seharusnya mendapatkan dan siapa yang semestinya tidak. Saya, Perdana Menteri dan pemerintah tak akan mencampuri proses-proses tersebut,” tutur Suthep lagi.

Tapi Suthep tak mau menanggapi ketika ditanya apakah Natthawut Saikua, seorang pemimpin UDD, bakal dibebaskan dengan jaminan atau tidak. Penjabat sementara UDD Thida Thavornseth bilang tujuh pemimpin UDD belum mengajukan permohonan pembebasan dengan jaminan. Mereka hanya meneken sebuah petisi mendesak keadilan.

Terpisah, di provinsi Thailand Selatan terjadi kekerasan berdarah. Dua personel para-militer tewas dan dua perempuan sipil terluka akibat serangan sejumlah pria bersenjata di distrik Rangae, provinsi Narathiwat tadi pagi.

Letnan Polisi Chalerm Yingkong, perwira yang bertugas di kantor polisi Rangae menyebutkan, dua tentara, Surapol Phetthae dan Preecha Chanthanet- tengah kembali dengan mengendarai sepeda motor dari mengunjungi anggota unit pelindung desa di sebuah kedai sekitar 100 meter dari sekolah Lubo Kayo di tambon Chalerm.

Mereka diikuti empat pria dengan dua motor. Salah satunya menembaki dua anggota paramiliter itu dengan senapan M16 dan pistol kaliber 38 yang membunuh keduanya. Dua perempuan pejalan kaki terluka akibat terserempet peluru.

Bangkok Post | The Straits Times | dwi a

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya