Cina Ajak Amerika Redam Korea  

Reporter

Editor

Sabtu, 18 Desember 2010 08:46 WIB

Wakil Menteri Luar Negeri James Steinberg dan diplomat senior Cina, Dai Bingguo di Beijing. (AP Photo/Andy Wong, Pool)
TEMPO Interaktif, Beijing - Pemerintah Cina kemarin mendesak Amerika Serikat bekerja sama lebih erat dalam rangka meredam ketegangan di Semenanjung Korea. Hal itu disampaikan diplomat senior Cina, Dai Bingguo, dalam pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri James Steinberg di Beijing. "Kami butuh ketenangan, bukan ketegangan. Dialog, bukan konfrontasi," kata Dai.

Di tengah pertemuan itu, muncul ancaman baru dari Korea Utara, yang disebut-sebut sekutu dekat Cina. Sebagaimana dilansir kantor berita Korea Utara, KCNA, Pyongyang mengancam akan menyerang Korea Selatan jika Seoul jadi menggelar latihan militer di pulau yang disengketakan. "Perang nuklir akan meletus di Semenanjung Korea," demikian dilansir KCNA.

Peringatan Korea Utara ini datang setelah Korea Utara berjanji melakukan tanggapan yang lebih keras setiap serangan lebih jauh terhadap wilayahnya. Penembakan terhadap pulau itu merupakan pertama kali sejak Perang Korea 1950-1953. Seoul menuding Pyongyang telah menyerang wilayahnya. Namun Pyongyang mengatakan serangan itu merupakan aksi balasan.

Adapun Jepang, pada hari yang sama, menyebut Korea Utara sebagai faktor penyebab ketidakstabilan di kawasan Asia. Tokyo mengatakan hal itu lantaran rudal dan program nuklir yang dijalankan Pyongyang. Seperti dilansir BBC, klaim itu tercantum dalam kajian pertahanan pemerintah Jepang, yang telah disetujui oleh kabinet.

Karena itu, Jepang berencana menempatkan pencegat rudal di seluruh negeri, dan jumlah kapal perang yang bisa menembak rudal akan ditambah. Kekuatan militer Jepang lebih besar daripada Inggris, tapi undang-undang dasar mereka tidak membolehkan militer melakukan serangan.

Dalam kajian itu juga disebutkan bahwa militer Cina sebagai sumber kekhawatiran internasional. Sebagaimana menanggapi ancaman Korea Utara, Jepang pun akan memusatkan perhatian dan kekuatan pertahanan di pulau-pulau yang berdekatan dengan Cina. Maklumlah, sejak terjadi Perang Dingin, pemerintah Jepang memberi perhatian besar di wilayah utara, yang dekat dengan Rusia.

AP | REUTERS | ANN | ANDREE PRIYANTO

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

5 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

15 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

3 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya