TEMPO Interaktif, Jakarta - Situs milik pemerintah Inggris yang memuat data para pembayar pajak disebut sebagai target para peretas (hacker) yang mendukung Wikileaks.
Penasihat kemananan nasional Sir Peter Ricketts menyatakan Whitehall, kantor adminstrasi pemerintah Inggris harus bersiap atas serangan "hacktivist" sebutan pendukung Wikileaks. Menurut Ricketts peretas marah dengan Inggris yang menahan pendiri Wikileaks, Julian Assange.
Sejumlah situs sudah menjadi korban para peretas, sebut saja, situs milik Visa dan PayPal. Selain mereka, situs belanja raksasa Amazon juga diincar. Situs milik pemerintah Swedia yang beralamat regeringen.se juga sempat mati selama bebebrapa jam pada pekan lalu. Dalam situs tersebut ada tulisan yang menyatakan situs yang diinginkan tidak bisa diakses.
Menurut juru bicara Perdana Menteri, Ricketts juga telah memberi tahu Perdana Menteri untuk mencegah serangan serupa bagi situs milik pemerintah Inggris. "Masalah ini jadi prioritas kami, sebab situs ini berhubungan dengan informasi bagi publik."
Kelompok peretas yang menamakan diri Anonymous memang tengah melakukan menyerang mereka yang melawan Wikileaks. Mereka menamakan operasi serangan balik ini dengan nama "Operation Payback" atau Serangan Balasan.
Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman
22 Juli 2017
Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman
Bocah perempuan berusia 5 tahun terisak di hadapan ayahnya, menceritakan dirinya didenda Rp 2,5 juta gara-gara berjualan minuman lemon di dekat rumahnya.