Dokumen Diplomatik AS Sebut Khameini dan Kim Segera Mangkat

Reporter

Editor

Selasa, 30 November 2010 17:47 WIB

cablegate.wikileaks.org
TEMPO Interaktif, Washington DC - Bagi diplomat Amerika Serikat, informasi tentang pemimpin negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan mereka merupakan hal yang tak ternilai. Seperti tercantum di situs "peniup peluit" Wikileaks, kawat diplomatik Kementerian Luar Negeri AS mengirim pesan tentang kesehatan pemimpin Iran dan Korea Utara.

Sebuah kawat yang dikirim dari Kedutaan Besar AS di Singapura Juni 2009 menyebut Pemimpin Korea Utara Kim Jong Il sebagai pria tambun bertubuh lembek. Kawat dari Seoul Korea Selatan pada bulan berikutnya menyebutkan dia mengalami gagal jantung. "Analis Korea Selatan yakin KJI tidak akan bertahan tiga sampai lima tahun lagi, meski belakangan kondisinya membaik."

Tiga bulan kemudian diplomat AS di Cina mengatakan kondisi Kim membaik. Mengutip seorang diplomat Cina yang bertemu Kim pada Oktober 2009, kawat diplomatik itu menyebut berat Kim menyusut ketimbang tiga tahun lalu.

Diplomat Cina itu sempat bertanya apakah Kim masih melakoni kebiasaannya menenggak alkohol. "Kim said yes," tulis dokumen itu.

Washington mendapat kabar tentang kesehatan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Seyed Ali Khamenei dari seorang pengusaha. Dari mantan Presiden Iran Ali Akbar Rafsanjani, pengusaha itu mengabarkan Sang Imam Besar menderita leukimia. "Mungkin akan meninggal dalam hitungan bulan," tulis dokumen yang keluar pada Agustus 2009.

Khamenei terpilih pada 1989 menggantikan Imam terdahulu Ayatullah Khomenei. Dia merupakan figur sentral yang mempengaruhi rezim Iran, termasuk Presiden Mahmoud Ahmadinejad. Kawat diplomatik itu menyatakan kesehatan Sang Imam bisa mempengaruhi hubungan AS-Iran.

Dokumen lain menyebutkan, tidak seperti Ahmadinejad, Khamenei mau berdiskusi dengan AS tentang Program Nuklir Iran. "Keinginan berbicara dengan AS tentang nuklir datang dari Khamenei, Presiden Ahmadinejad bukan penentu kebijakan dalam masalah ini," tulis diplomat AS di Cina, September 2009.

CNN | REZA M

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya