Sebab, meski Demokrat berhasil mempertahankan dominasi di Senat, partai ini kehilangan kendali di Dewan Perwakilan Rakyat yang setelah pemilu sela jatuh ke genggaman seterunya, Partai Republik. Hasil pemilu sela kemarin memberi Republik lebih dari 230 kursi dari keseluruhan 435 kursi di DPR. Mampukah Obama memperjuangkan agendanya?
PAJAK ERA BUSH
Obama ingin menggenjot pajak mereka yang berpenghasilan US$ 250 ribu.
Republik menolak dan ingin pajak berlaku buat semua.
Kompromi diperlukan sebelum pemotongan pajak kedaluwarsa 31 Desember nanti.
AFGANISTAN
Panglima pasukan Amerika di Afganistan, Jenderal David Petraeus, mengatakan ada kemajuan di sana.
Padahal serangan gencar Taliban menelan korban tentara Amerika Serikat dalam jumlah besar.
Obama berjanji mengkaji-ulang strategi perang Amerika pada Desember.
PENGURANGAN DEFISIT
Panel bipartisan digelar pada 1 Desember untuk menghadang defisit anggaran.
Defisit anggaran mencapai US$ 1,3 triliun pada tahun fiskal 2010.
Apakah panel akan mencapai kata sepakat? Tak jelas.
MATA UANG CINA
Nilai mata uang Cina mengancam hubungan kedua negara.
Departemen Keuangan akan memutuskan apakah Cina memanipulasi mata uang.
Keputusan itu akan dibuat setelah pertemuan G-20 di Seoul, Korea Selatan, 10 November.
HOMOSEKS DI MILITER
Obama berencana mencabut Kebijakan Jangan Bertanya dan Jangan.
Kebijakan itu membatasi kaum homoseks bertugas secara terbuka di militer.
Republik menentang, begitu juga sejumlah petinggi militer.
PAKTA PERDAGANGAN KOREA
Obama dan Presiden Lee Myung-bak berunding pada 10 November.
Perundingan membahas sejumlah larangan impor sejak 2007.
PENGANGGURAN
Paket stimulus untuk mengurangi rasio angka pengangguran hingga 9,6 persen.
Paket disertai program pembangunan infrastruktur selama enam tahun.
Investasi pembangunan itu butuh dana US$ 50 miliar.
Republik terang-terangan menentang.
MEMULAI TRAKTAT
Obama ingin mempercepat penerapan traktat baru pengurangan senjata nuklir.
Memperbaiki hubungan Amerika Serikat-Rusia.
Republik mencoba menunda pembahasan isu ini sampai mereka besar di parlemen.
AP | NYTIMES | GRAPHICNEWS | ANDREE PRIYANTO