Cina Gelar Sensus Nasional

Reporter

Editor

Selasa, 2 November 2010 06:10 WIB

AP/Eugene Hoshiko
TEMPO Interaktif, Beijing -Cina kemarin mulai menggelar sensus nasional yang pertama dalam 10 tahun terakhir. Untuk keperluan sensus, pemerintah Cina menerjunkan enam juta petugas yang mendata penduduk dari rumah ke rumah.

Dalam 10 tahun terakhir, Cina memang mengalami perubahan penduduk besar-besaran, yang bahkan menjadikan negara itu sebagai negara dengan penduduk terpadat di dunia.

Sensus akan digelar selama sembilan hari dan berakhir pada 10 November. Hasilnya kemudian dirilis pada akhir April. Pada 2000, Cina mencatat memiliki penduduk 1,295 miliar jiwa. Jumlah ini dua kali lipat dibanding hasil sensus pertama pada 1953, yakni 594 juta jiwa.

Sensus nasional ini merupakan yang keenam dan membutuhkan biaya sekitar 700 juta yuan atau Rp 935,4 miliar. Dalam pendataan, penduduk akan menjawab 18 pertanyaan, termasuk tentang pendidikan dan kelompok etnis. Dalam sensus ini, untuk pertama kalinya pula penduduk dihitung berdasarkan tempat mereka tinggal, dan bukan berdasarkan kartu penduduk, atau yang disebut hukou.

Metode ini digunakan untuk mengetahui perubahan demografi dengan lebih baik dan ukuran sebenarnya kota-kota besar Cina, yang jumlah penduduknya hingga saat ini masih menjadi spekulasi. Selain itu, untuk memberikan potret jumlah penduduk tua dan orang asing yang tinggal dan bekerja di negara tersebut.

Kendati jumlah petugas banyak, tidak berarti sensus berjalan lancar. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah mendata puluhan juta pekerja migran. Pekerja migran umumnya berasal dari pinggiran Cina dan masuk ke daerah urban untuk mencari pekerjaan. Mereka diperkirakan berjumlah 211 juta dan sering tidak mempunyai alamat tetap. Mereka juga sering menjadi penduduk marginal dan tak mendapat pelayanan dasar.

Saat sensus, banyak pekerja migran khawatir mengungkapkan identitas mereka secara detail, terutama tentang anak-anaknya, karena kelompok penduduk ini lebih banyak menolak kebijakan satu anak. Guna mengatasi hal ini, petugas mendatangi asrama mereka dan menghitung jumlah tempat tidur dan sikat gigi yang ada. Pada satu kasus, petugas menemukan 25 sikat gigi di delapan kamar tidur asrama.

HERALDSUN | RTT | SUNARIAH

Berita terkait

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

22 menit lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

1 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

2 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

2 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

2 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

3 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

3 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

3 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya