Anjuran Demiliterisasi di Thailand Selatan  

Reporter

Editor

Selasa, 5 Oktober 2010 17:05 WIB

Reuters
TEMPO Interaktif, Bangkok -Pemerintah Thailand hari ini (5/10) memperpanjang keadaan darurat di Bangkok dan tiga provinsi di sekitarnya untuk tiga bulan ke depan, sejak kebangkitan protes berdarah pada April dan Mei lalu.

“Kabinet setuju memperpanjang pemberlakukan keadaan darurat di empat provinsi, termasuk Bangkok, untuk tiga bulan mulai hari ini,” ujar wakil juru bicara pemerintah Supachai Jaismut. Dekrit kontroversial dilansir di Ibukota pada awal April lalu sebagai tanggapan atas reli massa anti pemerinah lewat gerakan “Kaus Merah” yang puncaknya terjadi bentrok berdarah antara pendemo dan tentara yang menewaskan 91 orang dan ratusan terluka.

Hampir bersamaan, hari ini pemerintah diminta menarik semua tentara dari tiga provinsi di selatan jika menginginkan berakhirnya kerusahan problem kerusuhan di selatan. Demikiaan dikatanan Ketua Confederation of 15 Southern Islamic Committees, Kariya Kijjjarak.

Nasehat itu muncul begitu kekerasan yang berlanjut di Selatan seiring penunjukan seorang komandan baru Army Region 4 (Thailand selatan).

Kariya bilang problem di selatan tak bisa diselesaikan oleh kekuatan militer, melainkan hanya dengan cara-cara damai. Dia menyampaikan tiga rekomendasi:

1. Penarikan seluruh pasukan dari kawasan selatan dan membiarkan warga lokal di sana mengatur diri mereka sebagai sebuah zona administratif khusus, bukan negara merdeka. Pemerintahan sendiri bakal bisa menerima prinsip-prinsip di bawah agama Islam. Jika pembunuhan berlanjut setelah tentara pergi, pemerintah kemudian bisa mendeklarasikan bahwa warga Selatan yang telah membunuh saudara mereka sendiri, bukan tentara atau polisi.
2. Percepatan sertifikast halal untuk industri makanan di Selatan untuk meningkatkan ekonomi kawasan di kebanyakan provinsi dan menciptakan lapangan pekerjaan buat warga lokal.
3. Deklarasikan Yala, Pattani dan Narathiwat sebagai kota-kota untuk agama Islam dan tujuan turisme budaya. Turis-turis asing bisa menikmati budaya Islam di tiga provinsi, sebagaimana mereka yang ingin menyaksikan budaya Barat bisa mengunjungi Songkhla, Phuket atau Samui.

Bangkok Post | The Straits Times | dwi arjanto

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya