TEMPO Interaktif, Islamabad - Lusinan militan Muslim dengan kewarganegaraan Eropa diyakini bersembunyi di kawasan pelosok tak terjamah hukum di barat laut Pakistan. Demikian hari ini disebutkan para pejabat intelijen Pakistan dan Barat, bahwa mereka dilatih untuk misi-misi termasuk serangan teroris di ibukota-ibukota Eropa.
Para senior intelijen itu menggunakan alat penyadap telepon dan piranti menjejak suara untuk menyisir kontak para militan di sepanjang perbatasan Afganistan dengan pihak-pihak kawan mereka di Inggris dan negara lain Eropa. Al Qaidah disebut-sebut lebih nyaman memanfaatkan para ekstrimis berkewarganegaraan seperti itu untuk rencana serangan ke Eropa karena mereka bisa bebas masuk dan keluar kota-kota di Barat.
Seorang pejabat senior badan Inter-Services Intelligence Pakistan, atau ISI, kepada AP menjelaskan bahwa terdapat "beberapa lusin" orang dengan kewarganegaraan Eropa -kebanyakan kelahiran Pakistan- diantara para militan Islam yang beroperasi di area perbatasan itu.
Menurut sumber itu, mereka juga termasuk orang Chechen, Uzbek, Arab dan Turki yang merupakan mantan pilot F16 Angkatan Udara Turki. "Begitulah beberapa diantara mereka adalah sangat terpelajar," ujarnya di Islamabad, hari ini.