Obama dan Militer Amerika Serikat Tak Sejalan Masalah Afganistan  

Reporter

Editor

Kamis, 23 September 2010 10:34 WIB

Barack Obama. AP/Susan Walsh
TEMPO Interaktif, Washinghton - Presiden Amerika Serikat Barack Obama dikabarkan tidak sejalan dengan barisan jenderalnya tentang kebijakan mereka di Afganistan. Dalam buku Obawa's Wars, dia dikabarkan menolak menambah pasukan di Afganistan, sementara militer tidak memberi opsi lain selain menambah ribuan prajurit baru.

Buku yang ditulis Bob Woodward, wartawan The Washington Post yang menulis skandal Watergate dan menjatuhkan Presiden Nixon pada 1974, itu menyebutkan Obama menulis sendiri exit strategy dari Perang Afganistan sebanyak enam halaman.

Seperti diwartakan Telegraph, Kamis (23/8), nota itu menginstruksikan pengurangan keterlibatan AS di Negeri Mullah. "Semua yang kita lakukan harus berfokus pada bagaimana cara mengurangi jejak kaki kita di sana," kata Obama dalam suatu pertemuan.

Namun militer, yang dipimpin Panglima Tertinggi AS di Afganistan, Jenderal David Patraeus, malah mendesak presiden untuk mengirim 40 ribu pasukan tambahan. Menurut Woodward, perpecahan itu terjadi sejak tahun lalu.

Dia menulis Obama mengatakan ke Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dan Sekretaris Pertahanan Robert Gates, pada Oktober 2009, bahwa dia menolak menempatkan pasukan untuk jangka panjang. "Saya tidak akan melakukannya untuk 10 tahun, saya tidak mau menghabiskan triliunan dolar untuk itu."

Di pertemuan lain, Obama mengatakan tenggat penarikan pasukan pada 2011 wajib terlaksana. Alasannya, seperti ditulis Woodward, dia tidak dapat kehilangan seluruh Partai Demokrat.

Ketidakcocokan pendapat ini digambarkan gamblang oleh Woodward. Dalam suatu sesi Obama mengatakan bingung kenapa mereka masih terus membahas masalah itu. "Bagi saya, ini sudah selesai," katanya.

Sementara Jenderal Patraeus dikabarkan merasa dihalangi oleh lingkaran dalam Obama. Dia menuding David Axelrod, satu pembantu senior presiden, sebagai spin doctor alias tukang propaganda. Dalam sebuah penerbangan pada Mei 2009, sang jenderal mengatakan kepada staf bahwa pemerintahan Obama "bersama orang yang salah."

Gedung Putih tidak menolak tudingan Woodward. "Debat dalam buku itu sudah banyak yang tahu," ujar seorang pejabat Gedung Putih.

TELEGRAPH | REZA M

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya