CIA Bayar Ilmuwan Iran Rp 45 Miliar

Reporter

Editor

Kamis, 15 Juli 2010 12:33 WIB

Shahram Amiri menggendong anaknya, saat tiba di bandara Imam Khomeini, Teheran, Iran (15/7). AP/Vahid Salemi
TEMPO Interaktif, Washington - Agen rahasia Amerika Serikat CIA membayar ahli nuklir Iran 5 juta dolar atau sekitar Rp 45 miliar untuk informai tentang program nuklir Iran. Demikian The Washington Post melaporkan, mengutip keteragan pejabat Amerika Serikat.

Shahram Amiri yang tiba di Iran, Kamis (15/7) pagi, tidak wajib mengembalikan uang namun mungkin tak bisa mengakses usai mengakhiri "kerjasama signifikan" dengan CIA dan kembali ke rumah, lanjut laporan koran tersebut.

"Apapun yang dia terima, sekarang di luar jangkauannya berkat sanksi keuangan terhadap Iran," kata pejabat tersebut. "Dia telah pergi, namun uangnya tidak. Kami mempunyai informasi darinya dan Iran memiliki dia."

Informasi rahasia tentang program nuklir Iran sangat berharga bagi Amerika Serikat yang ketakutan akan digunakannya senjata nuklir tersebut oleh Iran mengancam sekutu dekatnya Israel. Meskipun Iran menyakinkan dunia bahwa program nuklirnya untuk tujuan damai.

Pejabat Amerika Serikat, tak mau disebutkan namanya, menyatakan Amiri tiba-tiba meninggalkan Amerika Serikat karena pemerintah Iran mengancam keluarganya, lapor The Post. Namun demikian, CIA tidak memberikan komentar atas laporan koran tersebut.

The Post melaporkan, permintaan Amiri pekan ini agar dipulangkan membuat pejabat Amerika Serikat kaget seraya menyebutkan bahwa dia telah bekerja sama dengan dinas rahasia CIA selama lebih kurang satu tahun.

Iran menuduh CIA menculik Amiri setahun lalu saat dia beribadah haji di Arab Saudi. Amiri, yang bekerja untuk organisasi energi atom Iran, berada di kedutaan besar Pakistan di Washington, Senin.

Washington menolak tuduhan tersebut dan menyebutkan Amiri hidup bebas di Amerika Serikat. Tetapi pejabat Amerika Serikat mengatakan, Rabu, Amerika Serikat sangat ingin tahu soal detail program nuklir Teheran dari Amiri yang dianggap memiliki informasi "berguna."

Seorang pejabat mengatakan kepada The Post bahwa pembayaran kepada Amiri merefleksikan betapa bernilainya informasi tersebut.

Kedatangan Amiri di Iran disambut haru oleh istri dan tetesan air mata putranya di bandara internasional Teheran Imam Khomeini, termasuk sejumlah keluarga dan seorang pejabat senior Menteri Luar Negeri.

REUTERS | CHOIRUL






Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya