TEMPO Interaktif, Washington - Presiden Barack Obama memecat komandan Amerika di Afganistan Jenderal Stanley McChrystal hari Rabu, dan memilih Jenderal David Petraeus untuk menggantikannya.
Obama mengatakan terus terang bahwa komentar cemooh Jenderal Stanley McChrystal tentang pejabat pemerintahan dalam wawancara untuk artikel sebuah majalah merupakan perilaku yang "merusak kontrol sipil terhadap militer yang merupakan inti dari sistem demokrasi kita."
Dia memecat komandan itu setelah memanggilnya dari Afganistan untuk bertemu di Oval Office dan menunjuk Petraeus, kepala Komando Sentral yang menjadi bos langsung McChrystal, untuk menggantikan.
Dengan pengumuman tersebut, Obama mencoba mengalihkan dari badai api yang memperbarui perdebatan terkait kebijakannya di Afganistan.
Obama mengatakan dia tidak membuat keputusan itu atas beberapa ketidaksepakatan dalam kebijakan atau "di luar dari rasa penghinaan pribadi." Diapit oleh Wakil Presiden Joe Biden, Menteri Pertahanan Robert Gates dan Laksamana Mike Mullen, Kepala Staf Gabungan, di Rose Garden, ia berkata: "Perang lebih besar daripada satu laki-laki atau satu wanita, apakah pribadi, seorang jenderal, atau seorang presiden."
Dia mendesak Senat untuk mengkonfirmasi Petraeus secepatnya dan menekankan bahwa strategi Afganistan yang dia umumkan pada bulan Desember tidak bergeser dengan kepergian McChrystal.
"Ini adalah perubahan personel tetapi tidak perubahan kebijakan," kata Obama.
Memang, saat Obama berbicara, McChrystal merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa ia mengundurkan diri berdasarkan "keinginan untuk melihat misi berhasil" dan mengekspresikan dukungan terhadap strategi perang.
Dengan anggota parlemen dari kedua belah pihak memuji pilihan terhadao Petraeus, Gedung Putih yakin ia akan dikonfirmasikan sebelum reses Kongres pada akhir minggu depan.
AP | EZ
Berita terkait
Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS
23 Agustus 2021
Amerika Serikat telah mengucurkan dukungan keuangan masif dan pasukan ke Afghanistan. Lantas kenapa gagal memenangkan perang setelah 20 tahun?
Baca Selengkapnya241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban
22 Agustus 2021
Selama 20 tahun Amerika Serikat memerangi Taliban, ratusan ribu orang baik prajurit maupun warga sipil tewas di Afganistan dan Pakistan
Baca Selengkapnya20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun
22 Agustus 2021
Uang yang Amerika Serikat keluarkan setara dengan membagikan Rp 116 juta bagi 271 juta penduduk Indonesia
Baca SelengkapnyaReuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban
18 Agustus 2021
Peringkat persetujuan Presiden Joe Biden mencapai level terendah sejak menjabat setelah pemerintah Afganistan dukungan AS runtuh oleh Taliban.
Baca SelengkapnyaIni Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan
18 Agustus 2021
Taliban menguasai Afganistan hanya beberapa hari dan bahkan nyaris tanpa perlawanan dari pasukan pemerintah. Apa faktor kemenangan mulus Taliban?
Baca SelengkapnyaTop 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban
18 Agustus 2021
Tiga berita terpopuler dunia pada 17 Agustus 2021 yakni risiko lumpuh wajah vaksin Sinovac hingga karier politik Joe Biden terancam karena Taliban.
Baca SelengkapnyaPendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan
17 Agustus 2021
Pendiri Taliban Mullah Baradar dikabarkan akan pulang ke Afganistan setelah 20 tahun tidak pernah menginjakkan kaki di negara itu.
Baca Selengkapnya40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni
17 Agustus 2021
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan 40.000 orang lebih yang terluka selama pertempuran di Afganistan telah dirawat sejak Juni.
Baca SelengkapnyaWakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban
17 Agustus 2021
Wakil presiden pemerintahan Afganistan yang digulingkan, Amrullah Saleh, meminta warga negaranya untuk bergabung dalam perlawanan menentang Taliban.
Baca SelengkapnyaMengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban
17 Agustus 2021
Beberapa jam sebelum Jokowi mendarat ada penyerangan ke Akademi Militer di Afganistan.
Baca Selengkapnya